Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan masyarakat untuk menjauhi perilaku berisiko seperti seks bebas dan penggunaan narkoba agar terhindar dari penularan penyakit HIV/AIDS.
"Meskipun upaya pencegahan dan penanggulangan terus digencarkan, namun hingga saat ini HIV/AIDS masih menjadi ancaman serius bagi daerah kita," kata Pastika dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten II Pemprov Bali I Dewa Putu Sunartha pada Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2016, di Denpasar, Kamis.
Dia mengemukakan, hingga Oktober 2016, HIV/AIDS di Bali sudah mencapai 15.200 kasus. Dari jumlah tersebut, sebagian besar atau sebanyak 14.556 penderita hingga kini masih bertahan hidup, sementara yang meninggal tercatat berjumlah 644 orang.
"Data itu menunjukkan bahwa lebih banyak penderita yang hidup daripada yang meninggal," ujar Pastika seraya mengatakan kalau orang dengan HIV/AIDS (ODHA) layak hidup normal.
Pastika juga menyebut banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS yang bertahan hidup tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemprov Bali bersama seluruh komponen dalam penangulangan dan pencegahan HIV/AIDS.
"Kami menyediakan obat anti retroviral atau ARV gratis pada rumah sakit dan puskesmas yang tersebar di seluruh Bali," ucapnya.
Sejalan itu, Pemprov Bali juga gencar melakukan upaya preventif melalui anjuran untuk berperilaku sehat dan setia dengan satu pasangan. Sementara bagi mereka yang terinfeksi HIV karena Napza (Narkoba Psikotropika dan Zat Aditif), diarahkan untuk melakukan rehabilitasi.
Pastika juga mengungkap fakta bahwa HIV/AIDS sudah menyebar ke seluruh kabupaten/kota. Sebaran tertinggi ada di Kota Denpasar yaitu sebanyak 6.018 kasus, disusul Badung dan Buleleng masing-masing 2.451 kasus dan 2.339 kasus.
Yang memprihatinkan, penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh ini terbanyak menyasar masyarakat usia produktif yaitu antara 15-49 tahun. "Itu artinya, anak SMP, SMA, SMK pun tak luput dari ancaman HIV/AIDS," ujarnya.
Bertolak dari keprihatinan itu, Pastika berharap peringatan hari AIDS sedunia tahun 2016 menjadi momentum berbenah diri untuk mengubah sikap dan perilaku agar terhindar dari infeksi HIV/AIDS.
Pemprov Bali, ujar Pastika, akan konsisten mendukung upaya pencegahan penularan HIV dengan promosi kesehatan melalui berbagai media. Selain itu, Pemprov Bali juga memberdayakan remaja, pelajar dan masyarakat melalui pembentukan Kader Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) serta Kader Desa Peduli AIDS (KDPA) di desa pakraman untuk membentengi krama Bali dari ancaman HIV/AIDS.
Pemprov Bali juga gencar melakukan upaya menekan stigma negatif dan diskriminatif kepada ODHA dengan melibatkan tokoh agama, adat dan Majelis Desa Pakraman di berbagai jenjang untuk menangani isu krusial berkaitan dengan jenazah yang kematiannya disebabkan AIDS.
Sementara itu, Danrem 163/Wirasatya diwakili Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah Korem 163/Wirasatya dr IGN Aryana selaku Ketua Panitia Peringatan HAS 2016 melaporkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen dalam penanggulangan HIV/AIDS di Bali.
Peringatan HAS melibatkan ribuan peserta dari SMP/SMA, LSM, perguruan tinggi, dunia usaha, media, komunitas ODHA, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali.
Peringatan tersebut juga diisi dengan penyerahan hadiah bagi pemenang lomba KSPAN. Juara I lomba KSPAN tingkat SMP diraih oleh SMPN 2 Singaraja, sementara SMAN 2 Kuta meraih Juara I Lomba KSPAN tingkat SMA/SMK.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Meskipun upaya pencegahan dan penanggulangan terus digencarkan, namun hingga saat ini HIV/AIDS masih menjadi ancaman serius bagi daerah kita," kata Pastika dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten II Pemprov Bali I Dewa Putu Sunartha pada Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2016, di Denpasar, Kamis.
Dia mengemukakan, hingga Oktober 2016, HIV/AIDS di Bali sudah mencapai 15.200 kasus. Dari jumlah tersebut, sebagian besar atau sebanyak 14.556 penderita hingga kini masih bertahan hidup, sementara yang meninggal tercatat berjumlah 644 orang.
"Data itu menunjukkan bahwa lebih banyak penderita yang hidup daripada yang meninggal," ujar Pastika seraya mengatakan kalau orang dengan HIV/AIDS (ODHA) layak hidup normal.
Pastika juga menyebut banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS yang bertahan hidup tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemprov Bali bersama seluruh komponen dalam penangulangan dan pencegahan HIV/AIDS.
"Kami menyediakan obat anti retroviral atau ARV gratis pada rumah sakit dan puskesmas yang tersebar di seluruh Bali," ucapnya.
Sejalan itu, Pemprov Bali juga gencar melakukan upaya preventif melalui anjuran untuk berperilaku sehat dan setia dengan satu pasangan. Sementara bagi mereka yang terinfeksi HIV karena Napza (Narkoba Psikotropika dan Zat Aditif), diarahkan untuk melakukan rehabilitasi.
Pastika juga mengungkap fakta bahwa HIV/AIDS sudah menyebar ke seluruh kabupaten/kota. Sebaran tertinggi ada di Kota Denpasar yaitu sebanyak 6.018 kasus, disusul Badung dan Buleleng masing-masing 2.451 kasus dan 2.339 kasus.
Yang memprihatinkan, penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh ini terbanyak menyasar masyarakat usia produktif yaitu antara 15-49 tahun. "Itu artinya, anak SMP, SMA, SMK pun tak luput dari ancaman HIV/AIDS," ujarnya.
Bertolak dari keprihatinan itu, Pastika berharap peringatan hari AIDS sedunia tahun 2016 menjadi momentum berbenah diri untuk mengubah sikap dan perilaku agar terhindar dari infeksi HIV/AIDS.
Pemprov Bali, ujar Pastika, akan konsisten mendukung upaya pencegahan penularan HIV dengan promosi kesehatan melalui berbagai media. Selain itu, Pemprov Bali juga memberdayakan remaja, pelajar dan masyarakat melalui pembentukan Kader Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) serta Kader Desa Peduli AIDS (KDPA) di desa pakraman untuk membentengi krama Bali dari ancaman HIV/AIDS.
Pemprov Bali juga gencar melakukan upaya menekan stigma negatif dan diskriminatif kepada ODHA dengan melibatkan tokoh agama, adat dan Majelis Desa Pakraman di berbagai jenjang untuk menangani isu krusial berkaitan dengan jenazah yang kematiannya disebabkan AIDS.
Sementara itu, Danrem 163/Wirasatya diwakili Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah Korem 163/Wirasatya dr IGN Aryana selaku Ketua Panitia Peringatan HAS 2016 melaporkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen dalam penanggulangan HIV/AIDS di Bali.
Peringatan HAS melibatkan ribuan peserta dari SMP/SMA, LSM, perguruan tinggi, dunia usaha, media, komunitas ODHA, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali.
Peringatan tersebut juga diisi dengan penyerahan hadiah bagi pemenang lomba KSPAN. Juara I lomba KSPAN tingkat SMP diraih oleh SMPN 2 Singaraja, sementara SMAN 2 Kuta meraih Juara I Lomba KSPAN tingkat SMA/SMK.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016