Singaraja (Antara Bali) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Bali, Dewa Ketut Puspaka berharap pagelaran lomba "utsawa mrdangga" gong kebyar wanita di daerah itu dapat melestarikan seni budaya Pulau Dewata.

"Kegiatan seperti ini harus dilanjutkan terus sebagai garda terdepan dalam melestarikan kesenian dan budaya Bali sebagai andalan utama pariwisata," katanya di Singaraja, Sabtu.

Ia mengatakan, "utsawa mrdangga" bukan hanya pada tataran pelestarian saja tetapi juga diharapkan menjadi ajang untuk pembinaan, pemerataan seni yang ada di Buleleng.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesenian Disbudpar Buleleng, Wayan Sujana mengungkapkan melalui utsawa kali ini artinya ada sepuluh orang penari palawakya yang lahir, karena 'terpaksa' mempelajari tari palawakya menjelang lomba.

"Memang hasilnya belum optimal. Tapi setidaknya ada yang bisa, ada yang tahu, sehingga tidak benar-benar punah. Misi utamanya kan pelestarian, jangan sampai hilang," imbuhnya.

Dikatakan pula, penari yang bersedia menarikan tari palawakya di Buleleng semakin langka. Tak heran jika lama kelamaan tarian ini terancam punah. Padahal tarian ini lahir di Buleleng dan diciptakan di Kabupaten Buleleng.

Sementara itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Buleleng mewajibkan seluruh sekaa gong wanita peserta Utsawa Merdhangga Gong Kebyar Wanita, membawakan tari palawakya sebagai tarian wajib. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016