Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri upacara ritual keagamaan "Karya Melaspas dan Mecaru Wraspati Kalpa" serangkaian selesainya pembangunan wantilan "Sewaka Prema" Desa Pakraman Renon, Kecamatan Denpasar Selatan.
"Dengan selesainya pembangunan wantilan (pendopo) tersebut warga masyarakat akan memfungsikan sebagai kegiatan keagamaan maupun ruang pertemuan dan kegiatan lainnya. Saya mengapresiasi semangat warga masyarakat membangun wantilan ini," kata Rai Mantra seusai melakukan penandatangan prasasti sebagai tanda peresmian wantilan tersebut, di Denpasar, Kamis.
Ia mengharapkan dengan fasilitas wantilan tersebut warga masyarakat akan lebih nyaman melakukan pertemuan untuk membahas berbagai kegiatan yang telah menjadi program desa setempat.
"Saya yakin keberadaan wantilan tersebut yang lebih presentatif nantinya dapat bermusyawarah dan membuat program untuk membangun desa lebih baik ke depannya," ujarnya.
Ketua Panitia Upacara dan Pembangunan Wantilan "Sewaka Prema" I Made Sadita mengatakan pembangunan wantilan tersebut di mulai sejak bulan Mei tahun 2015 dan selesai 28 Oktober 2016. Pembangunan wantilan itu dibagi menjadi dua tahapan, pada tahapan pertama di mulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2015. Kemudian pada tahap kedua di mulai pada bulan Juli dan berakhir pada November 2016, untuk biaya yang dikeluarkan sebesar Rp3 miliar lebih.
Ia mengatakan untuk membangun wantilan tersebut dananya bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, swadaya Desa Pakramaan Renon, serta dari donator lainnya.
Sandita menjelaskan untuk spesifikasi bangunan wantilan mempunyai panjang 30 meter, lebar 16 meter yang dilengkapi dengan gudang, dapur, tempat berhias untuk penari, toilet, parkir, taman, serta dilengkapi dua buah patung Jegeg Bagus di area depan wantilan.
Bendesa (Ketua Adat) Desa Pakraman Renon, I Made Sutama menjelaskan "Sewaka Prema" itu berarti memberikan pelayanan yang tulus iklas. Tujuan dari dibangunnya wantilan tersebut merupakan aspirasi dari seluruh warga Desa Pakraman Renon, yang mana setiap piodalan di Pura Dalem dan Khayangan serta acara keagamaan serta kegiatan lainnya.
"Semoga dengan adanya wantilan ini masyarakat bisa memanfaatkannya dengan baik terlebih lagi pada bulan Desember mendatang akan diselenggarakan pentas seni dan budaya. Dimana ajang tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan kreativitas para generasi muda Renon agar terhindar dari prilaku yang tidak terpuji," kata Sutama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Dengan selesainya pembangunan wantilan (pendopo) tersebut warga masyarakat akan memfungsikan sebagai kegiatan keagamaan maupun ruang pertemuan dan kegiatan lainnya. Saya mengapresiasi semangat warga masyarakat membangun wantilan ini," kata Rai Mantra seusai melakukan penandatangan prasasti sebagai tanda peresmian wantilan tersebut, di Denpasar, Kamis.
Ia mengharapkan dengan fasilitas wantilan tersebut warga masyarakat akan lebih nyaman melakukan pertemuan untuk membahas berbagai kegiatan yang telah menjadi program desa setempat.
"Saya yakin keberadaan wantilan tersebut yang lebih presentatif nantinya dapat bermusyawarah dan membuat program untuk membangun desa lebih baik ke depannya," ujarnya.
Ketua Panitia Upacara dan Pembangunan Wantilan "Sewaka Prema" I Made Sadita mengatakan pembangunan wantilan tersebut di mulai sejak bulan Mei tahun 2015 dan selesai 28 Oktober 2016. Pembangunan wantilan itu dibagi menjadi dua tahapan, pada tahapan pertama di mulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2015. Kemudian pada tahap kedua di mulai pada bulan Juli dan berakhir pada November 2016, untuk biaya yang dikeluarkan sebesar Rp3 miliar lebih.
Ia mengatakan untuk membangun wantilan tersebut dananya bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, swadaya Desa Pakramaan Renon, serta dari donator lainnya.
Sandita menjelaskan untuk spesifikasi bangunan wantilan mempunyai panjang 30 meter, lebar 16 meter yang dilengkapi dengan gudang, dapur, tempat berhias untuk penari, toilet, parkir, taman, serta dilengkapi dua buah patung Jegeg Bagus di area depan wantilan.
Bendesa (Ketua Adat) Desa Pakraman Renon, I Made Sutama menjelaskan "Sewaka Prema" itu berarti memberikan pelayanan yang tulus iklas. Tujuan dari dibangunnya wantilan tersebut merupakan aspirasi dari seluruh warga Desa Pakraman Renon, yang mana setiap piodalan di Pura Dalem dan Khayangan serta acara keagamaan serta kegiatan lainnya.
"Semoga dengan adanya wantilan ini masyarakat bisa memanfaatkannya dengan baik terlebih lagi pada bulan Desember mendatang akan diselenggarakan pentas seni dan budaya. Dimana ajang tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan kreativitas para generasi muda Renon agar terhindar dari prilaku yang tidak terpuji," kata Sutama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016