Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Tri Hita Karana, lembaga akreditasi non-pemerintah mengimbau daya tarik wisata (DTW) di Bali mengakomodir wisatawan difabel, sehingga pariwisata dapat dinikmati semua orang.

"Tahun 2016 ini PBB melalui Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) menetapkan bahwa pariwisata itu untuk semua artinya semua orang harus dapat menikmati pariwisata termasuk orang dengan disabilitas," kata Ketua Yayasan THK Wisnu Wardana di Denpasar, Senin.

Menurut dia, beberapa daya tarik wisata dan sejumlah hotel di Pulau Dewata sudah mulai memberikan perhatian kepada wisatawan dengan disabilitas di antaranya dengan adanya penyediaan kursi roda, papan informasi, fasilitas di toilet serta beberapa fasilitas lain yang memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi mereka.

Daya tarik wisata yang juga menampilkan pertunjukkan bagi pengunjung juga diimbau memberikan kemudahan bagi wisatawan difabel.

Wisnu Wardana mengapresiasi langkah daya tarik wisata, Bali Safari and Marine Park (BSMP) di Gianyar yang mengakomodir wisatawan difabel dengan menyediakan teleprompter berupa layar besar berisi ringkasan cerita pada pertunjukkan "Bali Agung Show".

"Ini contoh pertama yang sudah mengakomodir khusus wisatawan disabilitas," ucapnya.

General Manajer BSMP, William Santoso menjelaskan bahwa pihaknya ingin mengakomodir pengunjung dengan disabilitas agar dapat menikmati pertunjukkan seperti adanya telepromter dan penerjemah bahasa isyarat atau "sign language interpreter".

"Ini bukti kepedulian kami dari sisi `Pawongan` (kemanusiaan). Kami peduli kepada teman-teman yang menyandang tuna netra dan tuna rungu untuk tetap menikmati pertunjukkan kami," ucapnya.

Pihaknya mengajak 280 pengunjung disabilitas yang merupakan pelajar dari beberapa Sekolah Luar Biasa dari Jimbaran dan Gianyar serta pelajar SLB sekitar untuk menikmati pertunjukkan "Bali Agung Show", pertunjukkan kolosal megah andalan daya tarik wisata itu.

Wakil Kepala SLB Gianyar, Mudi Dwikora Hesti mengapresiasi langkah pelaku pariwisata yang memberikan kemudahan bagi orang dengan disabilitas untuk menikmati pariwisata.

"Kami sangat mengapresiasi sehingga anak-anak kami mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pertunjukkan yang ditampilkan sehingga mereka juga bisa menikmati pariwisata," ucapnya.

Yayasan THK mengakresitasi perhotelan dan daya tarik wisata yang mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana pada manajemen internal tersebut.

Tri Hita Karana merupakan konsep kehidupan masyarakat Bali yang berlandaskan tiga hubungan harmonis manusia dengan Tuhan (parahyangan), manusia dengan alam (palemahan) dan manusia dengan manusia (pawongan). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016