Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pemutaran film selama dua hari, 18-19 November 2016.

"Sinema Bentara yang terbuka untuk umum dan gratis itu menyuguhkan film-film bergenre psycho thriller yang mengedepankan persoalan-persoalan psikologis para tokohnya," kata penata acara tersebut, Putu Aryastawa, di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan kegiatan tersebut memutar empat judul film yang dirangkai dalam bingkai tajuk "Roman Polanski dan Kisah Tersembunyi".

Roman Polanski dikenal sebagai sutradara yang kerap menggarap film-film bertema psikologis bahkan cenderung surealis.

Karya-karyanya menggambarkan "kesakitan" dan "kelainan psikologis" yang dialami para tokohnya, di mana sekilas mereka nampak seperti pribadi sehari-hari namun sejatinya menyimpan berbagai sisi diri tersembunyi, semisal bipolar, psikopat, atau obsesif kompusif.

Putu Aryastawa mengatakan film-film tersebut terdiri atas "Rosemary`s Baby" (1968), "Chinatown" (1974), "Frantic" (1988), dan "The Pianist" (2002) membawanya meraih penghargaan Oscar, BAFTA, Cesar, Golden Globe Award serta Palme d`Or pada Cannes Film Festival di Perancis.

Selain karya Roman Polanski (Prancis), diputar pula film-film terpilih buah cipta sutradara Giuseppe Tornatore (Italia), Dietrich Bruggemann (Jerman), dan Joko Anwar (Indonesia).

"Melalui karya para sineas tersebut, penonton akan diajak meresapi sebuah konflik yang penuh intrik dan kekerasan, namun bukan semata film thriller," ujar Putu Aryastawa.

Para sutradara berhasil menghadirkan sejumlah adegan yang menawan serta keelokan artistik yang memikat, seraya membangun jalinan cerita yang menegangkan sekaligus penuh dengan sentuhan kemanusiaan.

Film-film tersebut yakni "The Tenant" (Prancis, 1976, Roman Polanski), "The Unknown Woman" (Italia, 2006, Giuseppe Tornatore), "Modus Anomali" (Indonesia, 2012, Joko Anwar), "Kreuzweg -Stations of the Cross" (Jerman, 2014, Dietrich Bruggemann).

Program Sinema Bentara yang dihadirkan dalam bentuk layar tancap tersebut didukung oleh Alliance Francaise Bali, Konsulat Kehormatan Italia di Denpasar, Sinematek Indonesia, dan Goethe Institut.

Menurut koordinator pemutaran film tersebut, Siswan De, lewat film-film pilihan itu penonton seakan diajak bertemu dengan pengalaman kesehariannya yang penuh kerumitan dan belum tentu dapat dipahami oleh nalar umum. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016