Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena sebagian besar investor sedang menunggu hasil pemilihan presiden Amerika Serikat.

Dikutip dari Xinhua, Rabu, kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 4,9 dolar AS, atau 0,38 persen, menjadi menetap di 1.274,50 dolar AS per ounce.

Logam ini turun hampir dua persen di sesi sebelumnya setelah Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengatakan tidak ada tuntutan pidana terhadap kandidat Demokrat Hillary Clinton untuk penggunaan server surat elektronik pribadinya.

Investor sebagian besar mengharapkan kemenangan bagi Clinton, dan mencatat bahwa kejutan pasar - mirip dengan keuntungan pada hari setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (EU) - diperkirakan jika calon Partai Republik Donald Trump mengambil Gedung Putih.

Pada hari berikutnya setelah keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, harga emas naik lebih dari enam persen karena investor memborong aset-aset "safe haven", termasuk dolar dan yen.

Pasar juga tetap berhati-hati tentang implikasi dari hasil pemilu AS terhadap kenaikan suku bunga yang diantisipasi oleh Federal Reserve AS pada bulan depan.

Ketidakpastian ganda tentang pemilu dan kenaikan suku bunga AS mungkin telah mendorong permintaan untuk emas dan perak di Amerika Serikat, kata para dealer.

Perak untuk pengiriman Desember naik 20,5 sen, atau 1,13 persen, menjadi ditutup pada 18,356 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 7,2 dolar AS, atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 1.001,40 dolar AS per ounce.(WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016