Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak masyarakat untuk bekerja dengan ikhlas dan jauh dari rasa pamrih, supaya hasilnya dapat menjadi lebih optimal.
"Salah satu hal yang harus dilakukan dengan ikhlas adalah menolong sesama mahluk ciptaan Tuhan. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk bakti manusia kepada Sang Pencipta," kata Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Gubernur Bali sebelum berorasi berkesempatan melakukan pengecekan kesehatan di Tim Bantuan Medis Universitas Udayana tersebut menyampaikan rasa bangganya karena dalam tim yang bertugas terdapat dua orang mahasiswa yang merupakan jebolan SMAN Bali Mandara. SMAN tersebut khusus diperuntukkan bagi siswa miskin dan berprestasi, yang semua biaya pendidikannya ditanggung Pemprov Bali.
"Saya merasa terharu dan bangga ternyata ada dua orang lulusan SMAN Bali Mandara yang kuliah di Fakultas Kedokteran Unud turut memberi pelayanan kesehatan hari ini, saya harap kalian akan memanfaatkan kesempatan belajar ini dengan sungguh-sungguh. Sehingga kalian bisa menjadi seorang dokter yang baik, dokter yang nantinya merawat pasien miskin, bekerjalah dengan penuh pengabdian dan keikhlasan dan jadilah teladan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pastika juga mengajak masyarakat untuk selalu melakukan "yadnya" dalam kehidupan sehari-hari. Yadnya yang dimaksud bukanlah hanya berupa korban suci atau upacara saja, namun dengan turut serta menjaga kebersihan lingkungan, menanam pohon dan menolong orang miskin.
Pastika mengutip salah satu pesan Proklamator Bangsa Ir Soekarno yang menyampaikan bahwa tidak mungkin mengabdi pada Tuhan tanpa mengabdi pada sesama, dan dengan menyayangi dan mengasihi ciptaan Tuhan maka merupakan bentuk pengabdian kepada Tuhan.
"Saya mengajak masyarakat semua untuk selalu melakukan yadnya sebagai wujud sembah bakti kita kepada Tuhan sang pencipta segala yang ada di dunia ini," ucap Pastika.
PB3AS kali ini juga diisi orasi oleh sejumlah masyarakat umum seperti Putu Widiana yang mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur dan menjaga sikap toleransi antar-umat beragama sehingga kedamaian akan terwujud.
Wayan Wisnaya atau akrab dipanggil Jero Penjor dalam kesempatan ini menyampaikan aspirasinya terkait podium yang perlu ditata kembali dari segi penampilannya agar lebih indah dan menarik.
Hal baru di PB3AS kali ini yang cukup menyedot perhatian masyarakat ini adalah penampilan dari Dalang Wayan Suparta dari Pujungan Pupuan, Kabupaten Tabanan yang menyampaikan orasinya tentang manfaat program Bali Mandara, pentingnya konsep Tri Hita Karana (tiga konsep keharmonisan) melalui penampilan wayang kulit yang ia mainkan dengan sangat apik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Salah satu hal yang harus dilakukan dengan ikhlas adalah menolong sesama mahluk ciptaan Tuhan. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk bakti manusia kepada Sang Pencipta," kata Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Gubernur Bali sebelum berorasi berkesempatan melakukan pengecekan kesehatan di Tim Bantuan Medis Universitas Udayana tersebut menyampaikan rasa bangganya karena dalam tim yang bertugas terdapat dua orang mahasiswa yang merupakan jebolan SMAN Bali Mandara. SMAN tersebut khusus diperuntukkan bagi siswa miskin dan berprestasi, yang semua biaya pendidikannya ditanggung Pemprov Bali.
"Saya merasa terharu dan bangga ternyata ada dua orang lulusan SMAN Bali Mandara yang kuliah di Fakultas Kedokteran Unud turut memberi pelayanan kesehatan hari ini, saya harap kalian akan memanfaatkan kesempatan belajar ini dengan sungguh-sungguh. Sehingga kalian bisa menjadi seorang dokter yang baik, dokter yang nantinya merawat pasien miskin, bekerjalah dengan penuh pengabdian dan keikhlasan dan jadilah teladan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pastika juga mengajak masyarakat untuk selalu melakukan "yadnya" dalam kehidupan sehari-hari. Yadnya yang dimaksud bukanlah hanya berupa korban suci atau upacara saja, namun dengan turut serta menjaga kebersihan lingkungan, menanam pohon dan menolong orang miskin.
Pastika mengutip salah satu pesan Proklamator Bangsa Ir Soekarno yang menyampaikan bahwa tidak mungkin mengabdi pada Tuhan tanpa mengabdi pada sesama, dan dengan menyayangi dan mengasihi ciptaan Tuhan maka merupakan bentuk pengabdian kepada Tuhan.
"Saya mengajak masyarakat semua untuk selalu melakukan yadnya sebagai wujud sembah bakti kita kepada Tuhan sang pencipta segala yang ada di dunia ini," ucap Pastika.
PB3AS kali ini juga diisi orasi oleh sejumlah masyarakat umum seperti Putu Widiana yang mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur dan menjaga sikap toleransi antar-umat beragama sehingga kedamaian akan terwujud.
Wayan Wisnaya atau akrab dipanggil Jero Penjor dalam kesempatan ini menyampaikan aspirasinya terkait podium yang perlu ditata kembali dari segi penampilannya agar lebih indah dan menarik.
Hal baru di PB3AS kali ini yang cukup menyedot perhatian masyarakat ini adalah penampilan dari Dalang Wayan Suparta dari Pujungan Pupuan, Kabupaten Tabanan yang menyampaikan orasinya tentang manfaat program Bali Mandara, pentingnya konsep Tri Hita Karana (tiga konsep keharmonisan) melalui penampilan wayang kulit yang ia mainkan dengan sangat apik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016