Denpasar (Antara Bali) - Teater Limas dari SMAN 5 Denpasar, Bali mementaskan karya bertajuk "Api Kecil Guru Jiwa" untuk memperingati hari ulang tahun ke-8 dan memaknai Sumpah Pemuda.

"Kami membawakan drama, monolog, dan musikalisasi puisi. Dengan garapan karya baru ini, kami berharap akan berjalan dan mengalir serta memacu kami untuk berekspresi," kata Koordinator Teater Limas Kadek Yusna Saputra, di sela-sela pementasan tersebut, di Denpasar, Sabtu petang.

Menurut dia, dalam konsep teater ini diharapkan bisa mengalir dan dinikmati pecinta seni pemanggungan.

"Tema Api Kecil Guru Jiwa merupakan sebuah api kecil yang ada di dalam jiwa kami yang harus kami jaga keberadaanya. Pilihan ekspresi yang menuangkan api kreativitas, jiwa kita, semangat berkarya, kita simbolkan sebagai api yang menyala," ujarnya.

Dia menambahkan, pementasan di luar sekolah yakni di Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Denpasar, dimaksudkan untuk menunjukan eksistensi Teater Limas tidak pernah berhenti dalam berkarya.

"Momentum 28 Oktober, menjadi lahirnya kelompok teater ini, sebagai wujud semangat pemuda untuk berkreasi dan senantiasa ingat juga Hari Sumpah Pemuda," katanya.

Pementasan Teater Limas diawali dengan pembawaan puisi yang dinyanyikan dan diantar oleh narasi sebagai pembawa tafsir, kemudian dibawakan dalam bentuk monolog. Selanjutnya, disajikan sebuah drama yang berjudul Badai Tengah Malam.

Kardani Mudawi Jaya selaku pembina Teater Limas menambahkan, penampilan mereka sebagai upaya membiasakan untuk memanfaatkan ruang kreativitas. Tidak saja di dalam sekolah, juga tidak saja mengikuti lomba-lomba formal, mereka barkarya di tempat umum.

Dalam karya yang berdurasi hingga dua jam itu, Teater Limas berani membuka diri untuk berbeda, untuk sesuatu yang kreatif, berharap ke depan bisa lebih menjadi percikan api yang memberi semangat untuk berkreativitas di kemudian hari.

"Yang kami lakukan adalah proses kelas teater yang sudah ada di Limas, diantaranya belajar akting, sastra di dalamnya ada puisi dan musikalisasi bisa diserap anak-anak Limas dengan baik," katanya.

Sementara itu, Kelian (Ketua) Rumah Budaya Penggak Men Mersi Kadek Wahyudita mengapresiasi kreativitas anak-anak Limas yang pentas di Penggak. "Intinya, ruang Penggak ini terbuka bagi siapa saja, untuk menuangkan karya, berekspresi dalam bentuk seni apapun sifatnya terbuka, kami mendukung dan mengakomodasi kreativitas anak-anak muda untuk berkarya," ujarnya.

Teater Limas berdiri 28 Oktober 2008, adalah kelompok teater yang sarat prestasi, sejumlah even berskala lokal dan nasional telah membawa harum nama teater tersebut.

Salah satunya adalah pretasi juara 1 dramatisasi puisi tingkat SMA/SMK se-Bali, juara 1 musikalisasi puisi HUT Kota Denpasar 2016, juara 3 musikalisasi puisi Balai Bahasa Bali, dan masih banyak prestasi anaka-anak Limas di ajang bergengsi lainya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016