Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengharapkan media berinovasi sebagai salah satu tantangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar lembaga penyiaran tersebut memiliki manajemen yang berkelanjutan.

"Sejak teknologi berubah dari media elektronik menjadi media dalam jaringan, cara masyarakat menempatkan iklan juga berubah dari media elektronik, seperti televisi dan radio, menjadi media `online` (dalam jaringan) bahkan sosial media," katanya saat membuka Sidang Umum Asia Pasific Broadcasting Union (ABU) ke-53 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Menurut dia, total pendapatan industri penyiaran televisi cenderung stagnan, bahkan mengalami tren yang menurun.

Rudiantara menyebutkan bahwa media pertelevisian yang mendapatkan izin penyiaran dari pemerintah berjumlah sekitar 1.000 yang membawa tantangan tersendiri bagi pemerintah.

Di sisi lain, pihaknya harus menjaga keberlanjutan industri penyiaran, tetapi di sisi lain beberapa media belum bisa bertahan karena mereka, khususnya media swasta sebagian pendapatannya dari iklan.

Untuk itu ia mendorong media untuk mengembangkan konten dan mengikuti perkembangan teknologi internet mengingat dari tujuh miliar lebih populasi dunia, lebih dari tiga juta orang memiliki akses internet, termasuk Indonesia.

Sehingga potensi itu menjadi tantangan untuk memberikan dan mengembangkan produk teknologi atau konten yang diminati penggunanya.

"Kami berharap semua partisipan berdiskusi mencari solusi dalam mengembangkan konten dan pelayanan," ujarnya kepada para delegasi ABU.

Dalam kesempatan itu, Rudiantara juga mengajak lembaga penyiaran Indonesia untuk berbagi pengalaman dengan media lainnya dalam mencegah isu-isu global yang kini juga menjadi tantangan media, seperti kemiskinan, perdagangan manusia, imigran gelap hingga peperangan.

"Beruntung Indonesia tidak mengalami masalah yang seserius negara lain. Pengalaman Indonesia bagaimana mencegah isu tersebut bisa dibagikan ke negara anggota ABU," katanya.

ABU merupakan asosiasi profesional non-profit yang didirikan pada tahun 1994 yang bertujuan mengembangkan dunia penyiaran, mempromosikan kepentingan kolektif televisi dan radio penyiaran serta mendorong kerja sama regional dan internasional antarpara anggota.

Saat ini jumlah anggota ABU mencapai 278 anggota dari 69 negara di dunia dengan jumlah penonton ditaksir mencapai 3,5 miliar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016