Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri peringatan Hari Perkawinan Emas pasangan Ketut Sambereg dan Ni Nyoman Kundri yang merupakan pendiri Universitas Pendidikan Nasional.
"Kami harapkan generasi penerus Undiknas, jangan sampai kalah semangatnya dengan para pendirinya yang terbukti telah memiliki komitmen dan konsisten untuk memajukan dunia pendidikan," kata Rai Mantra, saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut, di Denpasar, Senin.
Pihaknya mengapresiasi Undiknas sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Bali telah memiliki dosen-dosen yang berkompeten dan teruji menghasilkan lulusan yang berkualitas. Apalagi identitas Undiknas yang selama ini terkenal dengan keunggulan pada Fakultas Ekonomi.
"Di samping itu, kami juga telah sering menjalin kerja sama dan meminta masukan dari akademisi Undiknas terkait program-program reformasi birokrasi dan kebijakan publik," ucapnya.
Oleh karena itu melalui momentum Perkawinan Emas atau "Golden Wedding Anniversary" salah satu pendiri Undiknas itu, Rai Mantra juga mengajak civitas akademika setempat untuk mampu meneladani dan menghargai jasa pendirinya.
"Selain itu, kita juga dapat meneladani bagaimana Pak Sambereg dan Bu Kundri dalam menjaga harmonisasi dan kesepahaman, sehingga tidak hanya sukses di keluarga, juga berkontribusi besar dalam dunia pendidikan di Bali," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Undiknas Prof Ir Gede Sri Darma yang juga merupakan putra dari Sambereg dan Kundri ini, mengatakan berbagai kesuksesan yang telah diraih, tidak terlepas dari kedisiplinan yang selalu ditanamkan oleh kedua orang tuanya itu.
"Mereka juga mengajarkan pada saya untuk belajar pada alam," ujar Sri Darma yang juga Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Bali itu.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya dihadapkan pada tantangan untuk terus meningkatkan jumlah mahasiswa dan mempersiapkan dosen-dosen yang matang dan cerdas.
"Sebagaimana dua pendiri Undiknas terdahulu, Pak Sambereg dan juga almarhum I Gusti Ngurah Gorda yang mengedepankan konsep dwi tunggal dalam memajukan Undiknas, kami generasi penerus dengan keluarga Gorda juga akan menjalankan itu sehingga dapat bersatu membangun Undiknas yang lebih hebat," ucap Sri Darma.
Sambereg dan I Gusti Ngurah Gorda (alm), sebelumnya tidak hanya membidani pendirian Undiknas, tetapi juga SMP Nasional dan SMA/SMK Nasional. Tonggak berdirinya Undiknas sendiri saat itu diawali dengan pendirian Akademi Perbankan (Akaba) Denpasar pada tahun 1969 di bawah yayasan yang awalnya dinamai Yayasan Pendidikan Keguruan Nasional (YPKN). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami harapkan generasi penerus Undiknas, jangan sampai kalah semangatnya dengan para pendirinya yang terbukti telah memiliki komitmen dan konsisten untuk memajukan dunia pendidikan," kata Rai Mantra, saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut, di Denpasar, Senin.
Pihaknya mengapresiasi Undiknas sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Bali telah memiliki dosen-dosen yang berkompeten dan teruji menghasilkan lulusan yang berkualitas. Apalagi identitas Undiknas yang selama ini terkenal dengan keunggulan pada Fakultas Ekonomi.
"Di samping itu, kami juga telah sering menjalin kerja sama dan meminta masukan dari akademisi Undiknas terkait program-program reformasi birokrasi dan kebijakan publik," ucapnya.
Oleh karena itu melalui momentum Perkawinan Emas atau "Golden Wedding Anniversary" salah satu pendiri Undiknas itu, Rai Mantra juga mengajak civitas akademika setempat untuk mampu meneladani dan menghargai jasa pendirinya.
"Selain itu, kita juga dapat meneladani bagaimana Pak Sambereg dan Bu Kundri dalam menjaga harmonisasi dan kesepahaman, sehingga tidak hanya sukses di keluarga, juga berkontribusi besar dalam dunia pendidikan di Bali," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Undiknas Prof Ir Gede Sri Darma yang juga merupakan putra dari Sambereg dan Kundri ini, mengatakan berbagai kesuksesan yang telah diraih, tidak terlepas dari kedisiplinan yang selalu ditanamkan oleh kedua orang tuanya itu.
"Mereka juga mengajarkan pada saya untuk belajar pada alam," ujar Sri Darma yang juga Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Bali itu.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya dihadapkan pada tantangan untuk terus meningkatkan jumlah mahasiswa dan mempersiapkan dosen-dosen yang matang dan cerdas.
"Sebagaimana dua pendiri Undiknas terdahulu, Pak Sambereg dan juga almarhum I Gusti Ngurah Gorda yang mengedepankan konsep dwi tunggal dalam memajukan Undiknas, kami generasi penerus dengan keluarga Gorda juga akan menjalankan itu sehingga dapat bersatu membangun Undiknas yang lebih hebat," ucap Sri Darma.
Sambereg dan I Gusti Ngurah Gorda (alm), sebelumnya tidak hanya membidani pendirian Undiknas, tetapi juga SMP Nasional dan SMA/SMK Nasional. Tonggak berdirinya Undiknas sendiri saat itu diawali dengan pendirian Akademi Perbankan (Akaba) Denpasar pada tahun 1969 di bawah yayasan yang awalnya dinamai Yayasan Pendidikan Keguruan Nasional (YPKN). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016