Jakarta (Antara Bali) - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) turun 1,70 poin atau 0,03 persen menjadi 5.338,69 poin pada awal perdagangan Jumat pagi, saat pelaku pasar mengkhawatirkan kenaikan suku bunga Amerika Serikat.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,42 poin (0,05 persen) menjadi 916,84.

Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat,  mengatakan sentimen dari dalam negeri yang relatif masih positif dibatasi oleh kekhawatiran eksternal, seperti belum adanya kepastian kenaikan suku bunga The Federal Reserve, sehingga menahan laju IHSG.

"The Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga AS terjadi pada bulan Desember. Namun demikian, sinyal ini masih memicu ketidakpastian di pasar mengingat masih ada pertimbangan kondisi akhir dari data ekonomi AS serta politik jelang pemilihan presiden AS," katanya.

Dari dalam negeri, dia menjelaskan, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 pada rentang 5,1 sampai 5,5 persen, lebih tinggi dibandingkan perkiraan tahun ini 4,9 sampai 5,3 persen.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan kondisi bursa saham di kawasan Asia yang fluktuasinya relatif terbatas turut mempengaruhi pergerakan IHSG.

Data ekspor-impor Tiongkok yang di bawah ekspektasi, menurut dia, juga mempengaruhi psikologis pelaku pasar di dalam negeri.

"Kondisi itu masih membuat pelaku pasar saham di dalam negeri cenderung melakukan aksi jual," katanya.

Di tingkat regional, indeks Hang Seng menguat 132,21 poin (0,57 persen) ke level 23.163,51; indeks Nikkei naik 10,96 poin (0,07 persen) ke level 16.785,20; dan Straits Times menguat 7,15 poin (0,26 persen) posisi 2.812,05. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016