Manado (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan Apresiasi Film Indonesia (AFI) mengangkat tema yang bernilai budaya, kearifan lokal serta pembangunan karakter bangsa.

"Tema-tema tersebut perlu dikembangkan selain sebagai konsumsi lokal Indonesia, juga diharapkan kiprahnya terasa di dunia internasional," kata Mendikbud di Manado, Minggu.

Mendikbud mengatakan, AFI telah memasuki tahun kelima di mana penyelenggaraannya dimulai dari tahun 2012 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, 2013 di Senayan Jakarta, 2014 di Medan Sumatera Utara, dan tahun 2015 di Jogjakarta.

Menurut Menteri, film Indonesia pada tahun 2015-2016 banyak yang disukai masyarakat dan menjadi salah satu tontonan pilihan.

"Hal ini menunjukkan bahwa film kita mulai menunjukkan ide dan gagasan menarik sehingga diakui keberadaannya dengan dukungan kemajuan teknologi di bidang perfilman, perlengkapan produksi dan pascaproduksi serta keterampilan insan film," katanya.

Semua ini menurut Menteri merupakan potensi luar biasa sehingga dengan kemampuan yang ada tinggal mengoptimalkan kreativitas dan inovasi menuju perfilman Indonesia yang diperhitungkan di dalam dan luar negeri.

"Untuk mengapresiasi film-film Indonesia yang bertemakan nilai budaya, kearifan lokal dan pembangunan karakter bangsa, pemerintah memberikan penghargaan," ujarnya.

Penghargaan kepada insan perfilman ini, menurut Menteri telah berhasil meningkatkan standar etis, moral, estetis dan artistik karya film yang membangun karakter bangsa serta menujukkan keluhuran budaya Indonesia di mata dunia.

Pada malam penganugerahan Piala Dewantara Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016 di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (8/10), apresiasi adi karya kategori karya film dimenangkan "Si Mamad", sementara apresiasi adi insani kategori insan film penghargaan inspiratif ini diberikan kepada Hartanto. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Karel A Polakitan

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016