Denpasar (Antara Bali) - Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan masih terdapat perbedaan kesejahteraan antara masyarakat lokal dengan masyarakat global menggantungkan hidupnya di Bali sehingga perlu dicarikan solusi cepat, tepat dan komprehensif.

"Potensi Provinsi Bali sangat besar, terdapat pelaku-pelaku usaha global sehingga hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya melalui sinergi yang tepat antara pelaku usaha global dengan pelaku usaha kecil untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha tersebut," kata Marthini pada acara kegiatan "Forum Konsultasi dan Identifikasi Isu Strategis Perdagangan : Menuju Produk Andalan Bali yang Juara" di Kuta, Bali, Rabu.

Ia mengatakan langkah kerja sama yang sinergi tersebut harus dilakukan secara transparan, sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pelaku usaha global maupun pelaku usaha kecil menengah (UKM).

"Pemerintah saat ini sedang menggarap secara serius usaha UKM tersebut dalam rangka mendukung dan mendorong berkembangnya potensi ekonomi masyarakat," ujarnya.

Di samping itu, kata dia, pemerintah berupaya menggerakkan dan menumbuhkan ekonomi Indonesia secara nasional, sehingga dikeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) IV dan XI yang diharapkan dapat mendorong kesejahteraan UKM.

"Oleh karena itu, untuk menggerakan sektor perekonomian Kementerian Perdagangan saat ini sedang melaksanakan beberapa proyek percontohan, antara lain untuk komoditas garam, karet, kelapa dan beras," ujarnya.

Hal ini dilakukan sebagai langkah kepedulian pemerintah untuk masyarakat dan diharapkan ke depan apabila proyek percontohan tersebut berhasil maka dapat diduplikasikan secara lebih luas.

"Khusus untuk proyek percontohan di Provinsi Bali menyasar komoditas garam di Kabupaten Buleleng," ucapnya.

Dikatakan, Bali juga memiliki berbagai produk organik, hal ini sangat relevan dengan kebutuhan dunia terhadap bahan pangan organik yang terus naik sehingga potensi produk Pulau Dewata di pasar internasional masih sangat terbuka dan bahkan seharusnya semua produk yang dihasilkan merupakan produk organik.

Marthini mengharapkan melalui forum konsultasi tersebut akan menghasilkan rekomendasi yang tepat, sehingga dapat diimplementasikan dan berdampak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Bali.

Ditanya mengenai acara pertemuan dengan para pelaku UKM, kata dia, upaya untuk menjadikan forum bagi pelaku usaha sukses agar dapat berbagi pengalaman dan memberikan motivasi bagi pelaku usaha lain agar semakin maju dan berkembang menjadi pengusaha juara di pasar global.

Forum konsultasi itu dihadiri oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, kelompok tani, pemerhati budaya dan lainnya.

Oleh karena itu, kata dia, mengharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal dengan diskusi-diskusi berkualitas untuk membangun Bali menjadi semakin baik.

"Kalau saya amati setelah 71 tahun Indonesia merdeka, struktur ekspor bangsa Indonesia masih didominasi oleh produk berbasis komoditas, sedangkan produk manufaktur masih relatif lebih sedikit," katanya.

Namun di Provinsi Bali memiliki struktur produksi yang unik di mana mempunyai struktur produksi kombinasi antara material, produk jadi dan pelayanan. Bali memiliki produk-produk unggulan yang sifatnya artisan, spesial, unik, bermerek dan organik, bukan produk umum yang banyak terdapat di pasar.

"Potensi tersebut harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan ekonomi masyarakat. Bali merupakan pasar dunia yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016