Denpasar (Antara Bali) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menggandeng pemerintah daerah di Bali untuk mengembangkan Inpari Sidenuk, padi unggul hasil teknologi radiasi.

"Kami kerja sama dengan pemda Bali untuk uji coba produk padi salah satunya Inpari Sidenuk unggulan Batan," kata Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Batan, Hendig Winarno ditemui usai pembukaan Konferensi Internasional terkait sumber radioaktif di Denpasar, Senin.

Rencananya pada Selasa (6/9) pihaknya menemui instansi terkait di Bali untuk membahas kerja sama tersebut.

Dia menjelaskan bahwa Bali merupakan satu dari 24 provinsi di Tanah Air yang menjalin kerja sama untuk mendemonstrasikan dan mendiseminasikan produk unggulan tersebut.

Hendig lebih lanjut menjelaskan bahwa produk pertanian unggulan itu diklaim mampu meningkatkan produktivitas pertanian yakni per hektare menghasilkan tujuh hingga 11 ton per hektare.

Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata produktivitas nasional yang mencapai 5,1 ton per hektare.

Mantan kepala pusat yang membidangi pertanian itu menuturkan bahwa untuk mendapatkan padi unggulan itu pihaknya mencari bibit unggul.

Bibit tersebut kemudian mendapatkan teknologi radiasi. Benih tersebut kemudian akan mengalami mutasi genetik.

"Kemudian dari mutasi itu akan muncul banyak dan itu akan kami pilih dan pilah sehingga dapat yang unggul," katanya.

Metode tersebut, lanjut dia, hampir sama dengan metode persilangan namun metode dengan radiasi lebih cepat mendapatkan produk baru yakni lima tahun sedangkan persilangan delapan tahun.

Hendig mengaku bahwa produk unggulan hasil teknologi radiasi itu tidak diekpor melainkan untuk kepentingan dalam negeri.

Namun hasil dari Batan itu tidak langsung didapatkan petani secara langsung melainkan didistribusikan melalui dinas terkait atau produsen benih bersertifikat.

"Karena ini benih induk nanti diturunkan lagi menjadi benih langsung tanam," ucapnya.

Batan sendiri sejak tahun 1982, lanjut dia, telah memproduksi 21 varietas padi unggul dan 10 varietas kedelai, gandum (1), kacang hijau dan kapas.

Sedangkan satu produk kacang tanah yang masih menunggu tanda tangan dari Kementerian Pertanian.

Dengan adanya produk tersebut, kata dia, menunjukkan teknologi nuklir tidak hanya berkaitan dengan pandangan negatif yakni menyangkut bom atau pengaruh buruk.

Melainkan teknologi itu juga memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat disamping manfaat lain yakni untuk kesehatan, industri dan pertambangan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016