Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar meluncurkan buku kumpulan puisi bertajuk "Doa Bulan Untuk Pungguk" karya penyair Nuryana Asmaudi S.A.

"Peluncuran buku yang diterbitkan oleh penerbit AKAR Indonesia (2016) juga akan disertai dengan dialog yang akan digelar Kamis (25/8)," kata penata acara tersebut Juwitta K. Lasut di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan buku tersebut merangkum 100 puisi terpilih selama kurun waktu penciptaan lebih dari 30 tahun.

Pria kelahiran Jepara, 10 Maret 1965 atau 51 tahun yang silam itu, memiliki rekam jejak yang panjang sebagai penyair, meskipun dalam perjalanannya mungkin tidak banyak dikenal lantaran jalan sunyi kepenyairan yang ia tempuh.

Namun di sepanjang jalan sunyi itu pula Nuryana mencoba terus khusyuk berkarya dan menghasilkan puisi yang jumlahnya tak kepalang tanggung hingga ratusan judul puisi.

Nuryana Asmaudi S.A. yang juga seorang jurnalis itu juga menulis cerpen, esei, ulasan seni pertunjukan, resensi buku, dan naskah lakon.

"Sejak 2011 hingga sekarang bergabung dengan Harian Bali Tribune sebagai redaktur/editor berita daerah (Keliling Bali) dan pengasuh ruang seni. Ia juga bergiat di Studio Seni Snerayuza bersama pelukis Made Budhiana, sambil bersastra dan melukis (sedari 2008)," kata Juwitta K. Lasut.

"Doa Bulan Untuk Pungguk" menyiratkan puitika Nuryana Asmaudi dalam menyikapi hidup sehari-hari, maupun pandangannya atas realitas sosial.

Dia bisa melihatnya dengan jernih, kadang terkesan ringan dan bermain-main (semacam paradoks dan parodi), namun menawarkan renungan yang sarat makna.

Nampaknya, itulah daya tarik puisi-puisi Nuryana Asmaudi yang ia tabung bertahun-tahun, dari Kudus ke Jepara hingga Denpasar.

Acara peluncuran buku yang terangkum dalam Pustaka Bentara itu akan menampilkan pembahas sastrawan Ketut Syahruwardi Abbas.

Syahruwardi Abbas merupakan penulis sajak, cerpen, esai, makalah agama, dan budaya serta lakon drama. Tulisannya tersebar di berbagai media dan termuat dalam sejumlah buku kumpulan bersama.

Abbas juga bekerja sebagai jurnalis dan sempat menjadi pemimpin redaksi sejumlah koran dan majalah yang terbit di Bali dan Jakarta.

Ia juga pernah bekerja pada sebuah perusahaan advertaising di Jakarta. Selain masih produktif menulis dan menjadi pembicara di berbagai seminar, ia juga aktif menjadi sutradara dan pemain teater.

Kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan pemutaran film dokumenter proses kreatif Nuryana Asmaudi dan film pendek. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016