Solo (Antara Bali) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah tengah mengembangkan sistem repositori big data nasional yang akan menampung beragam karya ilmiah dan data primer hasil penelitian LIPI dan juga nasional.
Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Solo, Kamis, mengatakan bahwa melalui sistem itu, pengelolaan data yang tepat dengan cara pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pelestarian diharapkan terintegrasi dengan baik.
Sebab, katanya, selama ini data hasil penelitian terkadang masih tersebar di masing-masing peneliti atau kelompok penelitian.
Repositori dan Depositori merupakan sistem penyimpanan karya ilmiah dan data primer hasil penelitian, yang bermanfaat sebagai sumber data untuk reproduksi penelitian dan pemanfaatan kembali data.
Hal itu, katanya, merupakan aset penting dalam peningkatan kualitas penelitian sehingga harus tersedia dalam jangka panjang.
Untuk mewujudkan itu semua, ia mengatakan LIPI telah mempersiapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Repositori dan Depositori LIPI pada 2016.
Menurut Bambang, alasan lain adanya sistem repositori tersebut karena besarnya data dan informasi yang dimiliki oleh satu instansi membutuhkan pengelolaan yang tepat agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pemanfaatan dan pengelolaan yang tepat tentunya akan berdampak pada kinerja dan produktivitas instansi.
Kepala PDII LIPI Sri Hartinah mengatakan hasil rekomendasi yang diharapkan dari lokakarya tentang big data sebelumnya menyangkut aspek kebijakan dan tata kelola, metode pengelolaan serta infrastruktur dokumentasi dan informasi bisa lebih baik lagi dengan sistem baru yang ada.
Ia berharap, lokakarya tersebut memberikan masukan kepada pihaknya dalam mengembangkan sistem pengelolaan data, informasi, dan pengetahuan yang diwujudkan dalam Sistem Repositori Karya Ilmiah dan Depositori Data Primer. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Solo, Kamis, mengatakan bahwa melalui sistem itu, pengelolaan data yang tepat dengan cara pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pelestarian diharapkan terintegrasi dengan baik.
Sebab, katanya, selama ini data hasil penelitian terkadang masih tersebar di masing-masing peneliti atau kelompok penelitian.
Repositori dan Depositori merupakan sistem penyimpanan karya ilmiah dan data primer hasil penelitian, yang bermanfaat sebagai sumber data untuk reproduksi penelitian dan pemanfaatan kembali data.
Hal itu, katanya, merupakan aset penting dalam peningkatan kualitas penelitian sehingga harus tersedia dalam jangka panjang.
Untuk mewujudkan itu semua, ia mengatakan LIPI telah mempersiapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Repositori dan Depositori LIPI pada 2016.
Menurut Bambang, alasan lain adanya sistem repositori tersebut karena besarnya data dan informasi yang dimiliki oleh satu instansi membutuhkan pengelolaan yang tepat agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pemanfaatan dan pengelolaan yang tepat tentunya akan berdampak pada kinerja dan produktivitas instansi.
Kepala PDII LIPI Sri Hartinah mengatakan hasil rekomendasi yang diharapkan dari lokakarya tentang big data sebelumnya menyangkut aspek kebijakan dan tata kelola, metode pengelolaan serta infrastruktur dokumentasi dan informasi bisa lebih baik lagi dengan sistem baru yang ada.
Ia berharap, lokakarya tersebut memberikan masukan kepada pihaknya dalam mengembangkan sistem pengelolaan data, informasi, dan pengetahuan yang diwujudkan dalam Sistem Repositori Karya Ilmiah dan Depositori Data Primer. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016