Singaraja, (Antara Bali) - Warga Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, melestarikan kesenian Wayang Wong sebagai salah satu tarian klasik Bali Utara sudah pernah dipentaskan di berbagai negara di dunia.

"Kesenian Wayang Wong atau wayang orang merupakan salah satu kesenian tergolong sakral. Hanya dipentaskan pada upacara agama saja," kata Gede Komang, salah satu seniman dan penari Wayang Wong, Rabu.

Menurut dia, kesenian asli Tejakula tersebut mulai muncul pada abad ke-17 lalu, kemudian secara turun temurun diwarisi oleh keluarga penari hingga tidak pernah putus.

Wayang Wong biasanya ditarikan dan dipentaskan pada acara adat dan agama di desa itu. Upacara agama di Pura Kahyangan Tiga dan Pura lainnya yang berkaitan dengan Desa Adat Tejakula.

"Pementasan Wayang Wong boleh ke luar Pura apabila diundang dengan desa yang masih berkaitan dengan Tejakula. Namun, untuk jenis wayang sakral hanya dipentaskan di Pura wilayah desa saja," katanya sembari menyebutkan ada dua jenis Wayang Wong yakni jenis sakral dan profan.

"Beberapa tokoh masyarakat membuat jenis topeng dan peralatan yang hampir sama dengan yang asli sehingga dapat dipentaskan ke berbagai daerah hingga ke luar negeri," paparnya.

Gede Komang yang juga Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng itu menambahkan, dewasa ini kesenian Wayang Wong mulai diminati berbagai kalangan mulai dari anak muda hingga dewasa.

Saat ini pun kata dia, banyak anak muda belajar menarikan dan mementaskan tarian klasik itu. "Berdasarkan keturuan biasanya. Puluhan anak kini rutin belajar sehingga kami optimis kedepan akan tetap lestari," ucapnya. (IMB)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016