Denpasar (Antara Bali) - Sepasang lumba-lumba hidung botol atau "delphinus capensis" ditemukan terdampar dan mati di kawasan hutan rakyat dekat Pantai Serangan, Kota Denpasar, Rabu, sekitar pukul 10.00 Wita.

Lumba-lumba jantan dengan panjang 220 Cm dan lingkar badan 99 Cm serta betina dengan panjang 205 Cm dan lingkar badan 96 Cm itu pertama sekali ditemukan nelayan setempat yang kemudian diamankan petugas Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali.

Satwa langka dan dilindungi itu kemudian dibawa ke kantor BKSDA untuk dilakukan pemeriksaan dan diambil sampel DNA-nya oleh tim Fakulas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar. Selain itu, juga dilakukan uji laboratorium penyebab kematiannya sebelum kemudian dikubur.

"Dugaan sementara, penyebab tedampar dan matinya sepasang lumba-lumba itu karena kehabisan oksigen setelah keduanya terjebak pasang surut ombak," kata Kasi Koservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono.

Ia menjelaskan, terdamparnya lumba-lumba di perairan selatan Pulau Bali ini tergolong langka karena biasanya kasus yang sering terjadi adalah ikan paus, sedangkan lumba-lumba banyak terdapat di perairan sebelah utara Pulau Bali.

"Ini fenomena baru, mengapa lumba-lumba sampai terdampar di wilayah selatan Pulau Bali. Ini baru pertama sekali terjadi dalam beberapa tahun ini," kata mantan Kepala Tata Usaha Taman Nasional Meru Betiri di Jember ini.

Menurut penuturan para nelayan, katanya, pada Selasa (11/1) memang ada gerombolan lumba-lumba muncul di perairan dekat Pulau Serangan dalam jumlah lebih dari lima ekor. Dua lumba-lumba itu diduga kuat merupakan bagian dari gerombolan tersebut yang terjembak ombak.

"Dengan munculnya lumba-lumba ini, kami akan meningkatkan patroli sehingga satwa-satwa itu masih bisa diselamatkan jika terdampar. Kami juga terus membangun jejaring dengan nelayan untuk segera melapor ke kami jika menemukan lumba-lumba terdampar," kata Sumarsono.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011