Denpasar (Antara Bali) - Wakil Rektor Universitas Nasional Jakarta Prof Dr Ernawati Sinaga, MS. Apt mengatakan, berbagai tuntutan kebutuhan masyarakat modern sekarang dalam meningkatkan kesehatan cenderung kembali ke alam.
"Hal itu menjadi alasan utama masyarakat, karena pengobatan secara herbal itu tidak mempunyai pengaruh negatif, berbeda dengan pengobatan secara kimia yang umumnya mempunyai efek samping," kata Prof Dr Ernawati Sinaga melalui surat elektronika yang diterima Antara di Denpasar, Rabu.
Wakil rektor bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama itu sebelumnya tampil sebagai pembicara pada Seminar Internasional berkaitan dengan pertemuan internasional membahas berbagai perkembangan dan hambatan penerapan teknologi organik dalam menerapkan Efektive Microorganisme 4 (EM4) melibatkan sekitar 100 peserta utusan 17 negara dari 25 negara anggota di Kawasan Asia Pasifik di Sanur, Bali.
Ia mengakui, secara pribadi sangat menyadari bahwa pengobatan yang dilakukan pada zaman dahulu itu adalah pengobatan herbal. Untuk itu dukungan masyarakat kampus untuk penelitian sedang intensif dilakukan.
`"Unas Jakarta sendiri siap untuk menjalin kerja sama dengan PT Karya Pak Oles di Denpasar Bali pimpinan Gede Ngurah Wididana yang selama ini telah memproduksi puluhan jenis obat herbal," ujar Prof Ernawati.
Dalam kerja sama yang diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak itu mengandalkan Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi serta kebun percontohan.
"Selama ini yang belum kami lakukan bagaimana mentransfer ilmunya. Kalau Pak Gede Ngurah Wididana sudah sangat mahir dan langsung mengaplikasikan karena ada laboratorium, pabrik, ada tanaman yang dikembangkan secara intensif," katanya.
Ia mengaku, sistem yang diterapkan oleh perusahaan Pak Oles itulah yang mau belajar bersama. Soalnya banyak mahasiswa Unas yang bekerja di perusahaan Pak Oles, baik di lini managemen, pemasaran dan mengontrol mutu.
"Saya sebagai wakil rektor Unas, patut menyampaikan terima kasih. Itu baguslah. Paling tidak perusahaan Pak Oles sudah ikut menciptakan lapangan kerja untuk membantu pemerintah di daerah dan menciptakan tenaga pemasaran tangguh yang siap terjun dan bersaing di lapangan, terutama dari lulusan Fakultas Pertanian dan Fakultas Biologi, bukan saja Unas namun juga jebolan universitas lain di Indonesia," katanya.
Ke depan, mahasiswa Unas, kata Prof Ernawati, usai belajar di Bali, mereka bisa kembali ke daerahnya dan untuk membuat produk obat herbal di daerah masing-masing, minimal menciptakan peluang menjadi pengusaha di daerah.
Gede Ngurah Wididana selain menciptakan produk obat herbal juga mencetak pengusaha muda dan itu sudah tersebar ke berbagai pelosok desa di Indonesia. Dengan demikian orang desa tidak perlu ke kota mencari pekerjaan, tapi mereka bisa menjual produk yang sudah diproduksi di desa ke kota.
Dengan demikian ekonomi masyarakat di pedesaan akan menggeliat, dan kehidupan masyarakat desa yang mayoritas petani bisa lebih meningkat, ujar Prof Ernawati. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Hal itu menjadi alasan utama masyarakat, karena pengobatan secara herbal itu tidak mempunyai pengaruh negatif, berbeda dengan pengobatan secara kimia yang umumnya mempunyai efek samping," kata Prof Dr Ernawati Sinaga melalui surat elektronika yang diterima Antara di Denpasar, Rabu.
Wakil rektor bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama itu sebelumnya tampil sebagai pembicara pada Seminar Internasional berkaitan dengan pertemuan internasional membahas berbagai perkembangan dan hambatan penerapan teknologi organik dalam menerapkan Efektive Microorganisme 4 (EM4) melibatkan sekitar 100 peserta utusan 17 negara dari 25 negara anggota di Kawasan Asia Pasifik di Sanur, Bali.
Ia mengakui, secara pribadi sangat menyadari bahwa pengobatan yang dilakukan pada zaman dahulu itu adalah pengobatan herbal. Untuk itu dukungan masyarakat kampus untuk penelitian sedang intensif dilakukan.
`"Unas Jakarta sendiri siap untuk menjalin kerja sama dengan PT Karya Pak Oles di Denpasar Bali pimpinan Gede Ngurah Wididana yang selama ini telah memproduksi puluhan jenis obat herbal," ujar Prof Ernawati.
Dalam kerja sama yang diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak itu mengandalkan Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi serta kebun percontohan.
"Selama ini yang belum kami lakukan bagaimana mentransfer ilmunya. Kalau Pak Gede Ngurah Wididana sudah sangat mahir dan langsung mengaplikasikan karena ada laboratorium, pabrik, ada tanaman yang dikembangkan secara intensif," katanya.
Ia mengaku, sistem yang diterapkan oleh perusahaan Pak Oles itulah yang mau belajar bersama. Soalnya banyak mahasiswa Unas yang bekerja di perusahaan Pak Oles, baik di lini managemen, pemasaran dan mengontrol mutu.
"Saya sebagai wakil rektor Unas, patut menyampaikan terima kasih. Itu baguslah. Paling tidak perusahaan Pak Oles sudah ikut menciptakan lapangan kerja untuk membantu pemerintah di daerah dan menciptakan tenaga pemasaran tangguh yang siap terjun dan bersaing di lapangan, terutama dari lulusan Fakultas Pertanian dan Fakultas Biologi, bukan saja Unas namun juga jebolan universitas lain di Indonesia," katanya.
Ke depan, mahasiswa Unas, kata Prof Ernawati, usai belajar di Bali, mereka bisa kembali ke daerahnya dan untuk membuat produk obat herbal di daerah masing-masing, minimal menciptakan peluang menjadi pengusaha di daerah.
Gede Ngurah Wididana selain menciptakan produk obat herbal juga mencetak pengusaha muda dan itu sudah tersebar ke berbagai pelosok desa di Indonesia. Dengan demikian orang desa tidak perlu ke kota mencari pekerjaan, tapi mereka bisa menjual produk yang sudah diproduksi di desa ke kota.
Dengan demikian ekonomi masyarakat di pedesaan akan menggeliat, dan kehidupan masyarakat desa yang mayoritas petani bisa lebih meningkat, ujar Prof Ernawati. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016