Denpasar (Antara Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali telah memasang sembilan perangkat peringatan dini tsunami yang merupakan sirine perintah evakuasi.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Pusat, Daryono di Denpasar, Sabtu mengatakan awalnya Bali hanya memiliki enam sirine perintah evakuasi tsunami.

Setelah Bali siap menerima hibah sirine perintah evakuasi tsunami tersebut, pusat menambah tiga lagi.

Ketiga sirine perintah evakuasi tersebut, dua di pasang di Bali selatan, satu di Bali utara.

"Selama ini sirene perintah evakuasi memang terkonsentrasi di Bali selatan. Padahal, Bali utara juga sangat memerlukan sirine yang sama, karena memiliki sejarah tsunami yang besar dan sama seperti yang terjadi di Bali selatan," katanya.

Ia mengatakan, dokumentasi sejarah tsunami di Bali utara sangat lemah.

Di Indonesiai, tidak ada pencatatan yang valid soal tsunami di Bali utara. Namun dalam hasil penelitian dalam jurnal tsunami di beberapa negara menunjukkan bahwa Bali bagian utara memiliki histori tsunami yang maha dahsyat sebanyak empat kali.

Tsunami yang maha dahsyat tersebut terjadi pada tahun 1815, 1817,1857, dan 1817.

Selain itu, kata dia, wilayah Bali bagian utara merupakan lokasi yang paling berisiko karena faktanya terdapat struktur patahan sesar naik pada lempeng bumi, yang bisa menimbulkan tsunami di sepanjang pantai di Bali utara.

Satu-satunya yang terekam dengan baik, walau hanya diperoleh informasi dari saksi sejarah nenek moyang adalah tsunami yang terjadi di wilayah Seririt, Kabupaten Buleleng saat gempa pada tahun 1976.

"Saat itu dikatakan air laut naik sepanjang pantai di Seririt, padahal gempanya relatif kecil. Bagaimana kalau gempa di atas 7,0 SR. Sudah pasti terjadi tsunami," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Daryono, satu unit sirine perintah evakuasi tsunami di Bali utara dipasang di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Di sepanjang pantai Bali utara, idealnya dipasang beberapa alat deteksi dan sirine perintah evakuasi tsunami karena potensinya sangat besar.

Selain karena Seririt sangat berpotensi tsunami, juga karena daerah tersebut berdekatan dengan aset wisata di Pantai Lovina.

"Kami ingin agar wisatawan ke Lovina merasa aman dan nyaman, karena mereka mengetahui bahwa daerah tersebut berpotensi tsunami tetapi sudah ada perangkat peringatan dini tsunami dengan perintah evakuasinya yang tepat," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016