Denpasar (Antara Bali) - Duta kesenian dari Provinsi Banten menampilkan tarian yang berjudul Topeng Tani dalam ajang Pesta Kesenian Bali ke-38 di Taman Budaya, Denpasar, Senin.
"Ide tarian ini merupakan sebagai kritik sosial untuk anak muda yang mulai enggan mengambil pekerjaan bertani," kata Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten, Rohaendi, di sela-sela pertunjukan tersebut.
Padahal, menurut dia, bertani juga merupakan kebudayaan yang sudah diwariskan secara turun temurun. Meskipun banyak yang menggeluti bidang itu karena alasan terpaksa.
"Oleh karena itu, kami berharap ke depan anak muda akan bangga dengan profesi petani yang mereka geluti," ucap Rohaendi.
Pertunjukan terlihat berlangsung dengan sangat meriah di Gedung Wantilan Taman Budaya Denpasar itu.
Antusiasme penonton akan pertunjukan terlihat dari banyaknya penonton yang ikut ke atas panggung untuk menari bersama.
Partisipasi duta kesenian dari Provinsi Banten, merupakan salah satu dari belasan daerah (baik provinsi dan kabupaten/kota) di Tanah Air yang ikut menyemarakkan pesta kesenian yang berlangsung selama sebulan penuh itu dari 11 Juni-9 Juli 2016.
Pada hari sebelumnya, penonton di Taman Budaya Denpasar juga dihibur oleh partisipasi tim kesenian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dan juga partisipasi tim kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Jawa Timur.
PKB tahun ini selain menampilkan pertunjukan seni dari Bali dan beberapa daerah di Nusantara, juga disemarakkan oleh penampilan 11 grup kesenian asing.
Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan 11 partisipan luar negeri yang tampil di PKB di antaranya adalah dari Provinsi Hainan, Tiongkok; Konsulat Jenderal Timor Leste; Sanggar Wyarihita, Jepang; Universitas Essex, Inggris; Lata Pada Misissauga Ontario, Kanada; Lana Wisdom School, Thailand; Konsulat Jenderal India; The Group Gita Semara, Amerika; Kedutaan Besar Prancis; Marimba Maki, Jepang; dan Oriental Fussion Trio. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ide tarian ini merupakan sebagai kritik sosial untuk anak muda yang mulai enggan mengambil pekerjaan bertani," kata Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten, Rohaendi, di sela-sela pertunjukan tersebut.
Padahal, menurut dia, bertani juga merupakan kebudayaan yang sudah diwariskan secara turun temurun. Meskipun banyak yang menggeluti bidang itu karena alasan terpaksa.
"Oleh karena itu, kami berharap ke depan anak muda akan bangga dengan profesi petani yang mereka geluti," ucap Rohaendi.
Pertunjukan terlihat berlangsung dengan sangat meriah di Gedung Wantilan Taman Budaya Denpasar itu.
Antusiasme penonton akan pertunjukan terlihat dari banyaknya penonton yang ikut ke atas panggung untuk menari bersama.
Partisipasi duta kesenian dari Provinsi Banten, merupakan salah satu dari belasan daerah (baik provinsi dan kabupaten/kota) di Tanah Air yang ikut menyemarakkan pesta kesenian yang berlangsung selama sebulan penuh itu dari 11 Juni-9 Juli 2016.
Pada hari sebelumnya, penonton di Taman Budaya Denpasar juga dihibur oleh partisipasi tim kesenian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dan juga partisipasi tim kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Jawa Timur.
PKB tahun ini selain menampilkan pertunjukan seni dari Bali dan beberapa daerah di Nusantara, juga disemarakkan oleh penampilan 11 grup kesenian asing.
Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan 11 partisipan luar negeri yang tampil di PKB di antaranya adalah dari Provinsi Hainan, Tiongkok; Konsulat Jenderal Timor Leste; Sanggar Wyarihita, Jepang; Universitas Essex, Inggris; Lata Pada Misissauga Ontario, Kanada; Lana Wisdom School, Thailand; Konsulat Jenderal India; The Group Gita Semara, Amerika; Kedutaan Besar Prancis; Marimba Maki, Jepang; dan Oriental Fussion Trio. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016