Denpasar (Antara Bali) - Bali Culinary Pastry School (BCPS), Kabupaten Tabanan menyelenggarakan pelatihan kepada anak-anak sekolah membuat produk kue bertajuk "Pastry & Bakery for Kids".
Menurut Priska Cinthia Sondakh di Tabanan, Bali, Senin mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih kegemaran dan talenta anak-anak sekolah yang berusia 10 tahun hingga 15 tahun dalam bidang kuliner.
"Pada liburan sekolah ini perlu anak-anak mendapatkan pelatihan dan pembelajaran yang selama ini belum diajarkan di bangku sekolah. Langkah ini juga sebagai pengisi liburan sekolah," ujarnya,
Ia mengatakan bagi orang tua kegiatan ini untuk mengarahkan anak-anaknya mengenal kuliner dan bisa membuat, salah satu menu kue merupakan langkah positif mengajarkan anaknya untuk ke depannya bisa hidup mandiri.
"Dengan orang tuanya mengenalkan kuliner sejak dini dan mempraktikan langsung, maka nantinya diharapkan anak tersebut bisa hidup mandiri," ucapnya.
Stefani Fabiola, Chef Instructor "Program Pastry Bakery Kids" mengatakan melalui program tersebut, para anak diajarkan untuk dapat terampil dalam memproduksi sebuah kue. Tidak hanya itu, mereka juga dididik untuk lebih bertanggung jawab.
"Anak-anak di harapkan belajar bertanggung jawab dengan pekerjaan mereka. Membiasakan diri untuk membersihkan semua peralatan yang mereka gunakan saat membuat kue," kata Stefani, sembari menyebutkan kegiatan tersebut diselenggarakan selama tiga hari.
Ia mengatakan dengan kegiatan tersebut, anak-anak juga diharapkan dapat berkomunikasi yang baik dengan teman-temannya dalam tim mereka maupun instruktur yang mengajar di ruangan tersebut.
"Mereka harus bekerja sama dengan partnernya dalam membuat sebuah resep, jika ada hal yang tidak di mengerti mereka dapat saling bertanya atau menanyakan pada instrukturnya secara langsung," ucapnya.
Seorang peserta, Shela Tamin mengaku sangat senang mengikuti kegiatan kuliner, yakni membuat kue dalam acara "Pastry & Bakery for Kids".
"Saya sangat senang dengan kelas ini, karena saya dapat menemukan teman baru dan mendapatkan ilmu tentang membuat sebuah kue, dimana sebelumnya saya tidak pernah membuat kue di rumah," ucap Shela, siswa kelas 5 SLK Bali.
Ia mengatakan dalam kegiatan ini tidak terbatas pada anak-anak perempuan saja, tetapi juga anak laki-laki yang gemar membuat kue.
Hal senada juga dikatakan Josiah Kayana Wong, bahwa kegiatan tersebut agar dilanjutkan ke depannya secara berkesinambungan.
"Saya berharap ke depannya agar lagi diselenggarakan. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak. Awalnya saya tidak bisa membuat kue, tapi dengan pelatihan ini saya bisa membuat kue enak," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Menurut Priska Cinthia Sondakh di Tabanan, Bali, Senin mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih kegemaran dan talenta anak-anak sekolah yang berusia 10 tahun hingga 15 tahun dalam bidang kuliner.
"Pada liburan sekolah ini perlu anak-anak mendapatkan pelatihan dan pembelajaran yang selama ini belum diajarkan di bangku sekolah. Langkah ini juga sebagai pengisi liburan sekolah," ujarnya,
Ia mengatakan bagi orang tua kegiatan ini untuk mengarahkan anak-anaknya mengenal kuliner dan bisa membuat, salah satu menu kue merupakan langkah positif mengajarkan anaknya untuk ke depannya bisa hidup mandiri.
"Dengan orang tuanya mengenalkan kuliner sejak dini dan mempraktikan langsung, maka nantinya diharapkan anak tersebut bisa hidup mandiri," ucapnya.
Stefani Fabiola, Chef Instructor "Program Pastry Bakery Kids" mengatakan melalui program tersebut, para anak diajarkan untuk dapat terampil dalam memproduksi sebuah kue. Tidak hanya itu, mereka juga dididik untuk lebih bertanggung jawab.
"Anak-anak di harapkan belajar bertanggung jawab dengan pekerjaan mereka. Membiasakan diri untuk membersihkan semua peralatan yang mereka gunakan saat membuat kue," kata Stefani, sembari menyebutkan kegiatan tersebut diselenggarakan selama tiga hari.
Ia mengatakan dengan kegiatan tersebut, anak-anak juga diharapkan dapat berkomunikasi yang baik dengan teman-temannya dalam tim mereka maupun instruktur yang mengajar di ruangan tersebut.
"Mereka harus bekerja sama dengan partnernya dalam membuat sebuah resep, jika ada hal yang tidak di mengerti mereka dapat saling bertanya atau menanyakan pada instrukturnya secara langsung," ucapnya.
Seorang peserta, Shela Tamin mengaku sangat senang mengikuti kegiatan kuliner, yakni membuat kue dalam acara "Pastry & Bakery for Kids".
"Saya sangat senang dengan kelas ini, karena saya dapat menemukan teman baru dan mendapatkan ilmu tentang membuat sebuah kue, dimana sebelumnya saya tidak pernah membuat kue di rumah," ucap Shela, siswa kelas 5 SLK Bali.
Ia mengatakan dalam kegiatan ini tidak terbatas pada anak-anak perempuan saja, tetapi juga anak laki-laki yang gemar membuat kue.
Hal senada juga dikatakan Josiah Kayana Wong, bahwa kegiatan tersebut agar dilanjutkan ke depannya secara berkesinambungan.
"Saya berharap ke depannya agar lagi diselenggarakan. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak. Awalnya saya tidak bisa membuat kue, tapi dengan pelatihan ini saya bisa membuat kue enak," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016