Denpasar (Antara Bali) - Seniman Putu Sutawijaya kembali menuangkan karya tiga dimenensi yang mengekplorasi identitas kultural manusia lewat patung logam dalam pameran bertajuk "Gesticulation" di Bentara Budaya Bali.

"Saya ingin agar tubuh-tubuh ini dapat berkisah, saling menyusun tanda-tanda sebagai seperangkat alat ucap," kata Sutawijaya dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Denpasar, Minggu.

Karya alumnus ISI Yogyakarta berupa sosok-sosok tubuh manusia dalam berbagai pose itu, ditampilkan dalam pameran di Bentara Budaya Bali di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Kabupaten Gianyar, 28 Desember 2010 hingga 10 Januari 2011.

"Apa yang saya tampilkan dalam pameran nanti mencerminkan bentuk upaya dialog untuk memaknai kehadiran diri manusia sekaligus pendefinisian ulang atas identitas kultural yang telah melekat," ucapnya.

Lewat seni tiga dimensi yang terangkum pada pameran bertajuk "Gesticulation", perupa kelahiran Tabanan itu tidak hanya menghadirkan karya estetik terkini, namun juga berupaya merepresentasikan tubuh manusia.

Gerakan-gerakan tubuh "gestural" manusia itu, selain cerminan juga dimaksukan guna menggugat atas hakikat dan identitas diri yang selalu berubah dinamis.

Seperti diketahui, selama setahun, perupa kelahiran 1971 itu melakukan transformasi terhadap karya-karya dua dimensi, yang kemudian diekspresikan dalam bentuk tiga dimensi.

Lewat kreativitas dalam proses panjang, Sutawijaya mengolah besi bekas dari para pemulung di kawasan Bantul, Yogyakarta, dieksplorasi menjadi berbagai karya seni patung.

Besi-besi itulah yang mengimplementasikan aneka sosok tubuh yang seakan bergerak meliuk, seolah berinteraksi dengan kawat melingkar yang dibawakannnya.

Dalam beberapa seri patungnya yang lain, tokoh manusia imajiner tersebut juga tampak berdialog satu sama lain, dengan berbagai pose yang merefleksikan gerakan-gerakan gestural.

Seperti diketahui, Sutawijaya telah beberapa kali memamerkan karya kreatifnya dalam pameran tunggal di China, Hongkong, Malaysia dan negara lainnya.

Pameran di Bentara Budaya Bali tersebut menampilkan karya-karya patung logam, baik patung-patung mandiri maupun beberapa patung yang dirangkai dalam satu kesatuan instalasi.

Dalam pameran itu, perupa Nyoman Erawan secara khusus akan membuka ekshibisi "Gesticulation" di Bentara Budaya Bali.

Sepanjang perjalanan kreatifnya, peraih Best Painting Philip Morris Art Award (1999) serta Lempad Prize (2000), cukup tekun mengeksplorasi sosok-sosok tubuh manusia lewat berbagai karyanya.

Dengan pilihan tematik ini, Sutawijaya berupaya merefleksikan keceriaan, rasa cemas atau bahkan penderitaan manusia.

"Cerminan ekspresi ini, serta visualisasi gerak spontan sosok-sosok yang dia tampilkan, cukup menarik disimak dan  didiskusikan lebih jauh," ujar Putu Aryastawa didampingi Juwitta Katrina Lasut dari Bentara Budaya Bali.

Pada pameran kali ini, Sutawijaya akan membagikan gagasan serta pengalaman kreatifnya dalam sebuah sesi forum dialog pada 29  Desember 2010 pukul 15.00 Wita, melibatkan para perupa, budayawan dan generasi muda Bali.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010