Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menyerahkan bantuan berupa traktor, pompa air, "hand sprayer", benih padi, asuransi usaha tani padi kepada pengurus subak.

Penyerahan peralatan dan pakaian adat para pengurus subak (pekaseh) oleh Wali Kota Rai Mantra pada acara "Rembug Tani dan Jambore Varietas Pertanian Organik di Pertanian Organik Subak Biaung, Kecamatan Denpasar Timur", Jumat.

Rai Mantra mengatakan Pemerintah Kota Denpasar terus mendukung para petani menjadi pelopor tanaman organik. Bahkan pihaknya sudah lama memperkenalkan taman organik kepada petani.

Menurut dia, merubah kebiasaan petani agar bersedia menanam tanaman organik sangat susah. Untuk itu pihaknya harus memberikan insentif agar pertanian organik menjadi andalan yang utama bagi masyarakat Kota Denpasar.

Rai Mantra mengatakan semakin banyak petani menerapkan pertanian organik, maka masyarakat menjadi semakin sehat, produksi dan ekosistem pun semakin baik. Untuk itu bagi yang berminat mengembangkan pertanian organik, pihaknya akan memberikan insentif, bantuan-bantuan dan mendapat bimbingan kepada para petani.

Mengingat pertanian di perkotaan tidak bisa menggunakan cara kompensional dan harus menggunakan organik.

"Untuk mendapatkan hasil yang banyak tentunya harus ada teknologinya sehingga produksinya yang biasanya mendapat tiga ton dalam satu hektare menjadi enam ton," ucapnya.

Untuk memperkenalkan pertanian kepada masyarakat, Rai Mantra meminta agar SKPD untuk membuat kegiatan mengisi liburan sekolah di sawah-sawah seperti di rumah matahari yang ada di Subak Biaung.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, I Gede Ambara mengatakan pemkot mendukung para petani dalam pertanian organik. Bentuk nyata dukungan yang telah dilakukan ada dua tempat yakni pertanian hortikultura dan padi. Untuk pertanian hortikultura dilakukan di Subak Biaung dan padi di Subak Sembung.

"Selain memproduksi harus menyiapkan pembelinya untuk itu kami melakukan kerja sama kepada pihak ketiga untuk membeli hasil panennya," ucapnya.

Ambara mengatakan Kota Denpasar tidak memiliki lahan yang luas. Untuk memperkenalkan pertanian pihaknya membuat pertanian edukasi pertanian. Dengan demikian masyarakat bisa melihat cara dan hasil dari pertanian. Sehingga masyarakat bisa menerapkan dengan memanfaatkan lahan sempit yang ada di masing-masing rumah seperti menanam cabai, tomat, terong dan lain sebagainya.

Tidak hanya pertanian hortikultura dan padi, pihaknya juga sudah mengembangkan beras hitam. Namun untuk hasil panen dari beras hitam pihaknya masih mencari pembelinya.

"Agar masyarakat bisa membedakan beras hitam dan biasa, untuk itu kami mensosialisasikan beras hitam ini dengan menggelar lomba olahan beras hitam ," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016