Buleleng (Antara Bali) - Warga Desa Selat, Kabupaten Buleleng, Bali, menemukan empat buah batu berukuran sedang berbentuk peti purbakala yang tersusun di atas tanah pekarangan milik salah satu warga bernama Ngurah Pidarta.
"Tempatnya memang di bawah waktu nyangkul ketemu sedikit langsung dilubangi. Kelihatanlah separuh. Saya nggak berani ngutak-atik," kata Kepala Dusun Gunungsekar, Ketut Rubita, Senin.
Ia mengaku, sampai kini pihaknya tidak mengetahui isi di dalam peti itu. Saat ditemukan sekitar lima tahun lalu, peti itu sempat pecah terkena cangkul dan pecahannya sempat dibawa ke museum oleh para peneliti.
"Sebenarnya saya tidak tahu isinya seperti apa, cuma dari dulu informasi peti itu sudah pecah. Tapi lempengannya sempat dibawa ke museum, tapi tahu tahu museumnya dimana," ucapnya.
Ia menambahkan, dahulu peti itu sempat terbuka sedikit karena ada bagiannya yang pecah. Namun saat dilihat lebih dekat tidak terlihat isi di dalamnya.
"Kalau dulu tidak tahu persis, penggarapnya dulu mau cangkul di sana ada serpihan-serpihan, digali-gali ketemulah peti," ungkapnya.
Dikatakan pula, saat pertama ditemukan dahulu, keberadaan peti itu sempat menghebohkan masyarakat. Namun kini seolah tidak ada yang memperdulikan keberadaannya.
Sementara itu, kata dia, keberadaan peti itu cukup misterius karena sejak pertama ditemukan sampai sekarang tidak ada yang berani membukanya. Sampai kini pun belum ada yang mengetahui ada apa di dalam peti itu.
Rubita mengungkapkan, peti itu cukup berat untuk diangkat dari dalam tanah karena terbuat dari batu padas dan berukuran cukup besar. "Kalau diangkat 50 orang tidak mungkin bisa terangkat," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Tempatnya memang di bawah waktu nyangkul ketemu sedikit langsung dilubangi. Kelihatanlah separuh. Saya nggak berani ngutak-atik," kata Kepala Dusun Gunungsekar, Ketut Rubita, Senin.
Ia mengaku, sampai kini pihaknya tidak mengetahui isi di dalam peti itu. Saat ditemukan sekitar lima tahun lalu, peti itu sempat pecah terkena cangkul dan pecahannya sempat dibawa ke museum oleh para peneliti.
"Sebenarnya saya tidak tahu isinya seperti apa, cuma dari dulu informasi peti itu sudah pecah. Tapi lempengannya sempat dibawa ke museum, tapi tahu tahu museumnya dimana," ucapnya.
Ia menambahkan, dahulu peti itu sempat terbuka sedikit karena ada bagiannya yang pecah. Namun saat dilihat lebih dekat tidak terlihat isi di dalamnya.
"Kalau dulu tidak tahu persis, penggarapnya dulu mau cangkul di sana ada serpihan-serpihan, digali-gali ketemulah peti," ungkapnya.
Dikatakan pula, saat pertama ditemukan dahulu, keberadaan peti itu sempat menghebohkan masyarakat. Namun kini seolah tidak ada yang memperdulikan keberadaannya.
Sementara itu, kata dia, keberadaan peti itu cukup misterius karena sejak pertama ditemukan sampai sekarang tidak ada yang berani membukanya. Sampai kini pun belum ada yang mengetahui ada apa di dalam peti itu.
Rubita mengungkapkan, peti itu cukup berat untuk diangkat dari dalam tanah karena terbuat dari batu padas dan berukuran cukup besar. "Kalau diangkat 50 orang tidak mungkin bisa terangkat," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016