Singaraja (Antara Bali) - Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Buleleng, Bali, Dewa Nyoman Sukrawan dan Gede Dharma Wijaya membuka peluang dukungan dari partai politik di wilayah itu pada pilkada 2017.
"Kemungkinan mengajak parpol lain saya masih terbuka, sebab ada aturan yang memperbolehkan partai politik boleh ikut mendukung, bukan hanya mengusung," kata Dewa Nyoman Sukrawan, di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan, kalau ada partai ingin bergabung diberikan kesempatan asal membawa nama aspirasi masyarakat Buleleng yang lebih maju dan sejahtera ke depan.
Ia pun menambahkan, untuk dukungan masyarakat luas di Buleleng dengan persyaratan pengumpulan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan blangko dukungan berisi tandatangan resmi.
Di sisi lain, Sukrawan mengakui dirinya masih berstatus kader PDI Perjuangan. "Saya menyerahkan diri terhadap apapun terjadi sebagai aturan partai. Jadi silahkan PDI Perjuangan mengambil kebijakan dan sebagai kader partai saya menurut saja apapun keputusannya saya siap saja," kata dia.
Pilkada Buleleng, kata dia, merupakan momentum penentuan kader militan partai moncong putih meraih dukungan rakyat dalam meraih kursi Buleleng satu.
"Ini kompetisi pertarungan memperebutkan jabatan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sebagai calon pemimpin. Tidak ada melawan karena kami semua bersaudara dan ini hanya pertarungan sesaat saja atas perbedaan prinsip sebagai kandidat di era demokrasi," papar Sukrawan.
Sementara itu, Gede Dharma Wijaya menegaskan, dirinya masih menjadi bagian dari Partai Demokrat. Politisi senior Demokrat Buleleng ini mengaku tidak pernah melangkahi aturan partai dan sedia melaporkan setiap langkah politiknya. "Saya masih kader Partai Demokrat dan setiap melangkah saya selalu melaporkan kepada Partai Demokrat di Provinsi," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kemungkinan mengajak parpol lain saya masih terbuka, sebab ada aturan yang memperbolehkan partai politik boleh ikut mendukung, bukan hanya mengusung," kata Dewa Nyoman Sukrawan, di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan, kalau ada partai ingin bergabung diberikan kesempatan asal membawa nama aspirasi masyarakat Buleleng yang lebih maju dan sejahtera ke depan.
Ia pun menambahkan, untuk dukungan masyarakat luas di Buleleng dengan persyaratan pengumpulan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan blangko dukungan berisi tandatangan resmi.
Di sisi lain, Sukrawan mengakui dirinya masih berstatus kader PDI Perjuangan. "Saya menyerahkan diri terhadap apapun terjadi sebagai aturan partai. Jadi silahkan PDI Perjuangan mengambil kebijakan dan sebagai kader partai saya menurut saja apapun keputusannya saya siap saja," kata dia.
Pilkada Buleleng, kata dia, merupakan momentum penentuan kader militan partai moncong putih meraih dukungan rakyat dalam meraih kursi Buleleng satu.
"Ini kompetisi pertarungan memperebutkan jabatan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng sebagai calon pemimpin. Tidak ada melawan karena kami semua bersaudara dan ini hanya pertarungan sesaat saja atas perbedaan prinsip sebagai kandidat di era demokrasi," papar Sukrawan.
Sementara itu, Gede Dharma Wijaya menegaskan, dirinya masih menjadi bagian dari Partai Demokrat. Politisi senior Demokrat Buleleng ini mengaku tidak pernah melangkahi aturan partai dan sedia melaporkan setiap langkah politiknya. "Saya masih kader Partai Demokrat dan setiap melangkah saya selalu melaporkan kepada Partai Demokrat di Provinsi," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016