Karangasem (Antara Bali) -Pemerintah Kabupaten Karangasem menggelar Upacara Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana, dipusatkan di Pura Penataran Agung Padangbai, Desa Pakraman Padangbai, Kecamatan Manggis Karangasem, Rabu (20/4) kemarin.

Untuk meningkatkan keharmonisan dan keserasian alam semesta Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Serta untuk memohon keselamatan dari niskala agar terhindar dari mara bahaya terhadap adanya penyebaran wabah penyakit menular seperti Malaria/Demam Berdarah (DB) pada masyarakat di Kabupaten Karangasem. Maka bertepatan pada Rahine Kajeng Kliwon, Buda Kliwon Matal, Pemerintah Kabupaten Karangasem menggelar Upacara Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana, dipusatkan di Pura Penataran Agung Padangbai, Desa Pakraman Padangbai, Kecamatan Manggis Karangasem.

Upacara yang sedianya akan dilaksanakan setiap tahun sekali ini dipuput tiga Sulinggih yaitu Ida Pedanda Jelantik Duaja dari Geriya Budakeling, Ida Pedanda Jelantik Pasuruan dari Geriya Taman Jungutan dan Ida Pedanda Wayan Gede Pasuruan dari Geriya Kawan.

Rangkaian upacara yang dimulai sekitar pukul 16.00 Wita diawali dengan persembahyangan bersama, dengan sarana Upakara Caru Wisesa, yang diikuti seluruh bakta yang hadir.

Sementara itu Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, seusai pelaksanaan upacara Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana mengatakan, Upacara Nangluk Merana ini sengaja digelar secara niskala dengan harapan dapat memberikan keselamatan lahir dan batin bagi masyarakat Karangasem serta dapat dijaukan dari mara bahaya. Dimana pada sasih (bulan) kali ini cuacanya kurang baik, kadang panas dan sebentar turun hujan yang ditandai dengan munculnya berbagai wabah penyakit, baik bagi manusia dengan munculnya wabah penyakit menular seperti Malaria dan Demam Berdarah. Nangluk Merana itu sendiri berasal dari kata "Nangluk" yang berarti tanggul, pagar, atau penghalang dan "Merana"  berarti hama atau bala penyakit baik bagi manusia, penyakit alam seperti bencana, maupun penyakit bagi tanaman.

"Pemkab. Karangasem bersama -sama masyarakat melaksanakan yadnya Nangluk Merana hari ini, memohon keselamatan kepada Sang Hyang Baruna untuk menolak bala (penyakit) tersebut," terang Bupati.

Bupati Mas Sumatri lanjut mengatakan, pelaksanaan Upacara Nangluk Merana yang bertepatan diawal tahun 2016 ini, diharapkan memberikan berkah bagi seluruh masyarakat Karangasem dan dapat dijauhkan dari segala merana atau wabah penyakit. Sehingga di tahun 2016 ini, pembangunan di Kabupaten Karangasem lebih meningkat dan mampu memberi kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Karangasem.

Pihaknya pun sudah menghimbau pada masyarakat melalui surat edaran nomor 003.2/898/Kesra/Setda tentang Upacara Peneduh Jagat Pamilayu Nanggluk Merana di Lingkungan Kabupaten Karangasem tahun 2016 khususnya pada tingkat Rumah Tangga,"”Di Merajan/Sanggah, pada pelinggih rong tiga menghaturkan banten pejati/ sakasidan (semampunya). Di halaman merajan menghaturkan segehan agung. Di halaman luar / jaba / lebuh mendirikan sanggah cucuk diletakan di sebelah kanan pintu keluar dengan menggunakan Kober Gana, banten munggah ring sanggah cucuk : Daksina Kelanan, Ayunan Putih Kuning, Beras Kuning, dilengkapi dengan sujang agancet medaging tuak, arak, berem dan air tawar. Dibawah sanggah cucuk dihaturkan : Segehan Agung, Ubi Metambus, Jagung Metunu, dihaturkan kehadapan Sang Bhuta Beligo. Dilaksanakan pada waktu sekitar pukul 18.00 Wita. Sesudah upakara dihaturkan, kemudian beras kuning di tebarkan disekitar pekarangan rumah."ujar Bupati

Sesuai Pemuspaan Bupati Karangasem ngaturang sarin canang yang diterima pemangku desa setempat. (*)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016