Denpasar (Antara Bali) - Perubahan iklim merupakan tantangan terbesar dalam pembangunan di abad ke-21, disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi dalam jangka panjang sebagai akibat dari peningkatan emisi dan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

"Oleh karena itu dampak iklim dapat mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia," kata Manager The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode pada acara "Youth for Climate Camp" di Kuta, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan berdasarkan Kesepakatan Paris yang dihasilkan dari "Conference of Partier Ke-21 (COP21) diselenggarakan di Paris Desember 2015, negara-negara di dunia sepakat untuk menjaga kenaikan suhu bumi rata-rata jauh di bawah dua derajat celsius dan mengupayakan agar tidak melebihi 1,5 derajat celsius.

Ia mengatakan dari COP21, yaitu bahwa pengendalian perubahan iklim harus dilakukan tidak hanya oleh pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat dunia termasuk juga pemuda.

"Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengendalikan perubahan iklim, karena masa depan merekalah yang terancam jika tidak segera dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang signifikan," ujarnya.

Disisi lain, kata dia, pemuda memiliki tingkat adopsi teknologi informasi yang tinggi dapat menjadi pemimpin dalam pergerakan massa untuk melakukan aksi pengendalian perubahan iklim.

Menurut dia, pemuda harus menempatkan isu perubahan iklim sebagai isu penting terutama, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim tersebut.

"Hal tersebut sudah saat ini sudah dirasakan secara nyata dan signifikan. Dampak tersebut antara lain bencana, seperti banjir dan kekeringan, gagal panen karena ekstrim, terganggunya suplai air bersih dan lainnya," kata Amanda Katili.

Untuk mencapai tingkat kesadaran yang tinggi disertai tindakan nyata dalam pengendalian perubahan iklim, program edukasi perubahan iklim bagi pemuda sangat diperlukan.

"Karena itulah untuk menyampaikan program ini dilibatkan kalangan pemuda, dari siswa, mahasiswa dan organisasi kepemudaan lainnya. Sehingga melalui pertemuan ini bisa menghasilkan strategi untuk mengurangi jejak karbon dari aktivitas sehari-hari, disertai penanaman mangrove sebagai kontribusi aksi penurunan emisi karbon," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016