Denpasar (Antara Bali) - Produksi kedelai di Bali berdasarkan angka sementara tahun 2015 sebanyak 7.259 ton biji kering, menurun 928 ton atau atau 11,34 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 8.187 ton.

"Menurunnya produksi kedelai itu hanya terjadi pada subround II (Mei- Agustus 2015) sebesar 1.189 ton (19,96 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali , Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, sebaliknya pada subround I (Januari-April 2015) terjadi kenaikan sebesar 78 ton atau 22,94 persen. Demikian pula ada subround III (September-Desember 2015) meningkat 183 ton biji kering atau 9,68 persen.

Menurunnya produkdi kedelai terlatif tinggi terjadi di Kabupaten Jembrana sebesar 851 ton biji kering (26,20 persen).

Berkurangnya produksi kedelai tersebut akibat menurunnya luas panen sebesar 211 hektare (3,94 persen) dan menurunnya produktivitas sebesar 1,17 kwintal/hektare (7,66 persen).

Adi Nugroho menjelaskan, beberapa faktor yang mengakibatkan berkurangnya luas tanaman kedelai di Bali antara lain, menurunnya luas panen pada bulan Januari 2015 tercatat 49 hektare (75,38 persen) dan bulan Mei 2015 57 hektare (3,52 persen).

Sedangkan pada bulan September 2015 menunjukkan adanya peningkatan luas tanam 58 hektare (66,67 persen).

Selain itu adanya pengalihan komoditas tanaman lain (padi, jagung dan semangka) seperti yang banyak terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali barat.

Adi Nugroho menambahkan, di Kabupaten Jembrana tahun 2014 ada Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) seluas 1000 hektare. Sedangkan tahun 2015 kegiatan tersebut tidak ada.

Selain itu juga akibat faktor kekeringan karena masalah ketersediaan air seperti yang terjadi terhadap 1,25 hektare hamparan kedelai di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016