Denpasar (Antara Bali) - Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma (FPMHD) Universitas Udayana, Bali akan menyelenggarakan "Dharma Shanti Penyepian Unud V" sebagai upaya meningkatkan peran generasi melestarikan kebudayaan Bali.

Ketua Panitia Dharma Shanti Penyepian Unud V, Ni Luh Putu Yunika Antari saat bertatap muka dengan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Senin mengatakan kegiatan "Dharma Shanti Penyepian (DSP)" merupakan salah satu program rutin FPMHD Unud.

DSP adalah wadah kreatifitas khusus dicanangkan oleh FPMHD Unud untuk generasi muda Hindu yang meliputi siswa SMP serta SMA/SMK se-Bali dalam upaya melestarikan keajegan budaya Bali.

Melalui kegiatan DSP V diharapkan nantinya siswa-siswi SMP dan SMA/SMK se-Bali sebagai generasi muda Hindu dapat mewujudkan keharmonisan umat beragama, salah satunya dengan cara mengukuhkan suatu kepribadian yang berkarakter, berintelektual terhadap "taksu" (kharisma) Bali.

Dalam kegiatan itu, kata Yunika, diharapkan dapat terwujudnya siswa-siswi generasi Hindu yang terampil dalam mengekspresikan ajaran-ajaran agama Hindu dan kebudayaan.

"Sehingga generasi muda sekarang tidak jauh meninggalkan kebudayaan atau identitas sendiri dalam agama Hindu dan masyarakat Bali dapat tercapai keajegan taksu Bali yang diinginkan," ujarnya.

Yunika lebih lanjut mengatakan dalam DSP beberapa kegiatan yang diselenggarakan yaitu lomba cerdas cemat wawasan keagamaan tingkat SMA/SMK se-Bali, Esai tingkat SMP dan SMA/SMK, dan Utsawa Dharma Gita tingkat SMA/SMK se-Bali.

Untuk lomba akan diselenggarakan 20 Maret mendatang di Kantor PHDI Bali dan puncaknya pada 26 Maret 2016 di Gedung Agro Kompleks Unud.

Sementara itu Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mendukung kegiatan tersebut dalam upaya meningkatkan pendalaman ajaran agama dan melestarikan kebudayaan Bali.

"Saya harapkan melalui kegiatan ini juga dapat memotivasi generasi muda khususnya di Kota Denpasar agar mempertahankan kebudayaan Bali. Salah satu contohnya tidak menggunakan musik pada pawai `ogoh-ogoh` (boneka raksasa) saat malam Pengerupukan Nyepi," katanya.

Rai Mantra menyayangkan masih ada pada saat pawai "ogoh-ogoh" pada malam Pengerupukan Nyepi di Kota Denpasar menggunakan musik, meski sudah disosialisasikan beberapa kali kepada masyarakat.

"Saya tidak melarang menggunakan musik asalkan pada tempatnya, bukan pada pawai atau arak-arakan `ogoh-ogoh`," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016