London (Antara Bali) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Exeter) bersama dengan Indonesian Society (Indosoc)
di University of Exeter menyelenggarakan kelas bahasa dan budaya
Indonesia mengingat banyaknya permintaan cari masyarakat di Exeter,
Inggris.
Sebanyak 37 peserta mengikuti kelas bahasa dan budaya Indonesia yang dibagi menjadi enam pertemuan selama enam pekan sejak akhir Januari hingga Maret, demikian koordinator kegiatan Fitri Yantin mahasiswa PhD Education di University of Exeter, kepada Antara London, Selasa.
Peserta terdiri dari mahasiswa S1, S2, dan juga S3, bahkan beberapa di antaranya adalah dosen dengan pengajar utama Dr. Syahrul Hidayat, yang juga alumnus dan research fellow di universitas yang sama.
Dr Syahrul yang terkejut dengan tingginya minat, menyebutkan berbeda dengan kelas bahasa yang secara reguler ditawarkan di University of Exeter, kegiatan ini lebih menekankan kepada pengenalan bahasa Indonesia yang sederhana.
Diharapkan peserta mengenal bahwa belajar bahasa Indonesia tidak sulit dan dapat digunakan untuk percakapan sederhana, terutama saat berkunjung ke Indonesia. Tidak hanya itu, di sela pertemuan, peserta juga diperkenalkan dengan budaya masyarakat Indonesia.
Pendekatan ini cukup efektif dalam mendorong minat peserta untuk berkunjung ke Indonesia. Felix Leung, salah satu mahasiswa doktoral dari jurusan Geografi . Leung mengungkapkan dia berminat mengikuti kelas bahasa ini karena budaya Indonesia yang menarik dan ingin sekali berkunjung.
Selain itu, Thomas Howes-Ward salah satu peserta lain mengungkapkan semangatnya untuk mendalami bahasa Indonesia. Sejak pertemuan pertama dia menyadari ternyata bahasa Indonesia tidaklah sesulit yang dibayangkan.
Salah satu alasannya karena bahasa Indonesia tidak mempunyai kata kerja masa lalu. Selain itu, keterlibatan mahasiswa Indonesia di kelas untuk mendampingi peserta juga membuat mereka menjadi nyaman dan percaya diri.
Kegiatan belajar peserta sangat dinamis terutama pada saat praktek percakapan, peserta di bagi ke dalam beberapa kelompok. Stella Laurence dan Jody Hartanto, mahasiswa BSc Business School, yang turut mendampingi kegiatan belajar mengungkapkan keharuannya melihat semangat peserta dan berharap dapat berjumpa dengan sebagian dari mereka di Indonesia. Pada pertemuan terakhir sebagian peserta yang hadir mengungkapkan keinginannya untuk pergi ke Indonesia.
Sementara itu Amelia Hosea, ketua Indosoc di Exeter memberikan informasi mengenai beberapa program pemerintah Indonesia yang dapat diikuti untuk dapat berkunjung ke Indonesia sekaligus belajar bahasa dan budaya Indonesia, seperti Darmasiswa dari Kemdikbud dan Beasiswa Seni Budaya dari Kemenlu.
Michelle Ho, mahasiswa BSc Economics and Finance University of Exeter menyebutkan pada pertemuan terakhir yang berlangsung akhir pekan ini peserta dipersilakan mencicipi ragam makanan Indonesia seperti nasi goreng, mi goreng, bolu pandan, kolak, dan pastel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Sebanyak 37 peserta mengikuti kelas bahasa dan budaya Indonesia yang dibagi menjadi enam pertemuan selama enam pekan sejak akhir Januari hingga Maret, demikian koordinator kegiatan Fitri Yantin mahasiswa PhD Education di University of Exeter, kepada Antara London, Selasa.
Peserta terdiri dari mahasiswa S1, S2, dan juga S3, bahkan beberapa di antaranya adalah dosen dengan pengajar utama Dr. Syahrul Hidayat, yang juga alumnus dan research fellow di universitas yang sama.
Dr Syahrul yang terkejut dengan tingginya minat, menyebutkan berbeda dengan kelas bahasa yang secara reguler ditawarkan di University of Exeter, kegiatan ini lebih menekankan kepada pengenalan bahasa Indonesia yang sederhana.
Diharapkan peserta mengenal bahwa belajar bahasa Indonesia tidak sulit dan dapat digunakan untuk percakapan sederhana, terutama saat berkunjung ke Indonesia. Tidak hanya itu, di sela pertemuan, peserta juga diperkenalkan dengan budaya masyarakat Indonesia.
Pendekatan ini cukup efektif dalam mendorong minat peserta untuk berkunjung ke Indonesia. Felix Leung, salah satu mahasiswa doktoral dari jurusan Geografi . Leung mengungkapkan dia berminat mengikuti kelas bahasa ini karena budaya Indonesia yang menarik dan ingin sekali berkunjung.
Selain itu, Thomas Howes-Ward salah satu peserta lain mengungkapkan semangatnya untuk mendalami bahasa Indonesia. Sejak pertemuan pertama dia menyadari ternyata bahasa Indonesia tidaklah sesulit yang dibayangkan.
Salah satu alasannya karena bahasa Indonesia tidak mempunyai kata kerja masa lalu. Selain itu, keterlibatan mahasiswa Indonesia di kelas untuk mendampingi peserta juga membuat mereka menjadi nyaman dan percaya diri.
Kegiatan belajar peserta sangat dinamis terutama pada saat praktek percakapan, peserta di bagi ke dalam beberapa kelompok. Stella Laurence dan Jody Hartanto, mahasiswa BSc Business School, yang turut mendampingi kegiatan belajar mengungkapkan keharuannya melihat semangat peserta dan berharap dapat berjumpa dengan sebagian dari mereka di Indonesia. Pada pertemuan terakhir sebagian peserta yang hadir mengungkapkan keinginannya untuk pergi ke Indonesia.
Sementara itu Amelia Hosea, ketua Indosoc di Exeter memberikan informasi mengenai beberapa program pemerintah Indonesia yang dapat diikuti untuk dapat berkunjung ke Indonesia sekaligus belajar bahasa dan budaya Indonesia, seperti Darmasiswa dari Kemdikbud dan Beasiswa Seni Budaya dari Kemenlu.
Michelle Ho, mahasiswa BSc Economics and Finance University of Exeter menyebutkan pada pertemuan terakhir yang berlangsung akhir pekan ini peserta dipersilakan mencicipi ragam makanan Indonesia seperti nasi goreng, mi goreng, bolu pandan, kolak, dan pastel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016