Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengingatkan masyarakat di Pulau Dewata agar mengkonsumsi garam beryodium, menyusul posisi Bali yang menduduki peringkat terendah nomor dua di Indonesia dalam mengkonsumsi garam bermineral itu.

"Konsumsi garam beryodium masyarakat Bali rendah karena kami lihat selama ini distribusi garam terutama di warung-warung banyak yang tidak diisi tambahan yodiumnya," kata Suarjaya, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, posisi Bali yang mengecewakan tersebut berdasarkan hasil dari riset kesehatan dasar. Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk menyikapi permasalahan itu, bahkan sebelumnya sudah ada surat edaran dari Gubernur Bali.

Dia mengharapkan agar Disperindag Provinsi Bali dan juga kabupaten/kota agar melakukan monitoring ke pasar-pasar maupun warung terkait ketersediaan garam beryodium ini.

"Yang harus dijual adalah garam yang beryodium. Tetapi jangan hanya ngomong begitu saja. Harus siapkan dong, tambahkan yodium pada garam," ucapnya.

Bahkan Suarjaya berharap ke depan ada peraturan daerah menyangkut hal itu karena dari sisi kewenangan pihaknya hanya sebatas pada promosi kesehatan untuk mengingatkan masyarakat agar mengkonsumsi garam itu.

"Konsumsi garam beryodium ini sangat penting, terutama bagi ibu hamil karena jika konsumsinya rendah itu langsung berpengaruh pada kondisi kecerdasan bayi yang rendah atau IQ-nya jongkok. Selain dapat menyebabkan gondok," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi mengatakan pihaknya telah melakukan pemberdayaan pada sejumlah petani garam agar membubuhi yodium, diantaranya pada petani garam di Amed, Kabupaten Karangasem.

Terkait dengan dugaan minimnya garam beryodium yang dijual di warung-warung maupun pasar, Kusumawathi berjanji akan melakukan pengecekan lebih lanjut. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016