Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan derasnya arus perubahan yang memengaruhi segala sektor kehidupan masyarakat sehingga memerlukan langkah antisipasi secara serius.
"Insan pers sebagai ujung tombak informasi, saya harapkan ikut berpartisipasi dalam meramalkan setiap perubahan agar masyarakat dapat mengantisipasi dan menangkap peluang," kata Pastika dalam acara diskusi dengan para jurnalis, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, perubahan merupakan isu yang harus disikapi dengan serius oleh seluruh komponen masyarakat dan setiap perubahan yang terjadi hendaknya dapat diikuti dan dikelola dengan baik.
"Jika tak ikut berubah, maka kita akan tergilas oleh perubahan," ucapnya didampingi sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov Bali itu.
Mengingat begitu strategisnya isu tersebut, Pastika sangat berharap partisipasi media dalam memberikan informasi yang mampu meramalkan perubahan dan bagaimana mengelolanya agar menjadi sebuah peluang.
Pastika mencontohkan perubahan yang terjadi pada sektor pariwisata. Pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi memacu pergeseran pada sistem pengelolaan sektor ini.
Belakangan, ujar dia, makin banyak layanan wisata yang dikelola secara "online" atau dalam jaringan (daring). Jika tidak diantisipasi dan ikut perkembangan tersebut, dikhawatirkan travel yang masih dikelola secara tradisional akan habis.
Menyitir ulasan yang dibacanya pada sebuah media nasional, Pastika menyebut ada tiga profesi yang punah dalam setiap harinya akibat kemajuan teknologi.
Masih terkait dengan perubahan, Pastika pun berbagi sebuah teori Mantan Hakim Agung Paulus Effendi Lotulung yang mengatakan jika perubahan harus dimulai oleh orang yang berani, dikawal orang yang pintar dan diselesaikan orang yang tulus iklas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Insan pers sebagai ujung tombak informasi, saya harapkan ikut berpartisipasi dalam meramalkan setiap perubahan agar masyarakat dapat mengantisipasi dan menangkap peluang," kata Pastika dalam acara diskusi dengan para jurnalis, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, perubahan merupakan isu yang harus disikapi dengan serius oleh seluruh komponen masyarakat dan setiap perubahan yang terjadi hendaknya dapat diikuti dan dikelola dengan baik.
"Jika tak ikut berubah, maka kita akan tergilas oleh perubahan," ucapnya didampingi sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov Bali itu.
Mengingat begitu strategisnya isu tersebut, Pastika sangat berharap partisipasi media dalam memberikan informasi yang mampu meramalkan perubahan dan bagaimana mengelolanya agar menjadi sebuah peluang.
Pastika mencontohkan perubahan yang terjadi pada sektor pariwisata. Pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi memacu pergeseran pada sistem pengelolaan sektor ini.
Belakangan, ujar dia, makin banyak layanan wisata yang dikelola secara "online" atau dalam jaringan (daring). Jika tidak diantisipasi dan ikut perkembangan tersebut, dikhawatirkan travel yang masih dikelola secara tradisional akan habis.
Menyitir ulasan yang dibacanya pada sebuah media nasional, Pastika menyebut ada tiga profesi yang punah dalam setiap harinya akibat kemajuan teknologi.
Masih terkait dengan perubahan, Pastika pun berbagi sebuah teori Mantan Hakim Agung Paulus Effendi Lotulung yang mengatakan jika perubahan harus dimulai oleh orang yang berani, dikawal orang yang pintar dan diselesaikan orang yang tulus iklas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016