Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah pertemuan G20 berakhir tanpa rencana nyata untuk meningkatkan pertumbuhan, memberikan dukungan untuk logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 14 dolar AS atau 1,15 persen, menjadi menetap di 1.234,40 dolar AS per ounce.

Para pedagang mengawasi dengan cermat pertemuan G20, yang diadakan selama akhir pekan, untuk tanda-tanda kekuatan atau kelemahan dalam ekonomi global. Karena tidak ada rencana konkret disepakati, pedagang memindahkan aset-aset mereka ke emas sebagai "safe haven", kata para analis.

Pasar ekuitas Eropa juga jatuh. Indeks DAX 30 Jerman turun 92 poin atau hampir satu persen, dan indeks FTSE 100 Inggris merosot 10 poin atau 0,18 persen. Ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.

Kemunduran dalam ekuitas euro dan kegelisahan atas situasi ekonomi global telah mengimbangi tekanan pada logam mulia dari keuntungan dalam indeks dolar AS, yang naik sebesar 0,09 persen menjadi 98,25 pada pukul 17.50 GMT.

Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah.

Pedagang juga menunggu rilis data ekonomi minggu ini. Indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) akan dirilis pada Selasa, dan laporan ketenagakerjaan besar akan keluar pada Jumat, bersama dengan laporan perdagangan internasional.

Sementara itu, perak untuk pengiriman Mei ditambah 20,4 sen, atau 1,39 persen, menjadi ditutup pada 14,918 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 19,2 dolar AS atau 2,1 persen menjadi ditutup pada 934,3 dolar per ounce, demikian Xinhua. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016