Singaraja (Antara Bali) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Tengah melibatkan masyarakat di daerah itu melakukan reboisasi di kawasan hutan Desa Selat, Kecamatan Sukasada.

Kepala UPT KPH Bali Tengah, Irwan Abdullan, Sabtu, mengatakan, terdapat sekitar 11.000 jenis yang ditanam di kawasan hutan seluas 25 hektare. Kawasan hutan ini kondisinya telah gundul akibat perambahan hutan secara ilegal yang dilakukan secara besar-besaran beberapa tahun lalu.

Bahkan, kata dia, sebagian kawasan hutan itu telah beralih fungsi menjadi perkebunan bunga pecah seribu yang dinilai lebih menghasilkan dan secara perlahan KPH mengajak serta masyarakat yang dulunya juga turut merambah hutan agar kini turut serta merehabilitasi hutan-hutan yang telah gundul itu.

"Kami menyasar lokasi-lokasi yang dulunya areal perambahan, secara terus menerus melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui perangkat desa dan sebagainya untuk merehabilitasi kawasan-kawasan hutan yang dirambah," ujar Irwan.

Satu di antara upaya merehabilitasi hutan dengan melibatkan masyarakat untuk turut serta menjaga kawasan hutan. Antara lain dengan membentuk kelompok-kelompok petani binaan.

Kini, ujar dia, masyarakat di sekitar kawasan hutan sudah semakin sadar akan pentingnya fungsi hutan. Bahkan ia menyebut kini sudah tidak ada lagi perambah kayu-kayu di hutan.

"Masyarakat perambah sekarang sudah sadar, sebelumnya kita kejar-kejaran sama perambah kami tangkap bawa ke Polsek, tapi sekarang mereka sudah sadar," katanya.

KPH juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang bergabung dalam kelompok petani hutan dengan menanam tanaman atau pepohonan yang memberikan manfaat bagi mereka. Di antaranya seperti pohon yang menghasilkan buah-buahan.

"Mereka mau menanam kembali dan kami berikan peluang kepada mereka juga dengan memberikan beberapa tanaman yang buahnya bisa diambil. Buahnya boleh diambil tapi pohonnya tidak boleh ditebang. Seperti durian, manggis yang fungsinya bisa sebagai pelindung secara heterologi dan nanti buahnya diharapkan bisa diambil masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Ketua kelompok petani hutan Wanamerta Desa Wanagiri, Wayan Kardi mengatakan, kini ia bersama 82 orang anggota kelompoknya telah memperoleh manfaat dari menanam beragam jenis pohon di kawasan hutan. Ia mengakui jika dulunya banyak masyarakat yang gemar merambah gutan, tetapi kini sudah tidak ada lagi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016