Tabanan (Antara Bali) - Pupuk organik saat ini mulai digemari pengunaannya oleh petani di Bali khususnya petani sayur di kawasan Candikuning kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

Produk pupuk dengan ramah lingkungan hasil permentasi dari bakteri promak,serasah dan sampah organik itu mampu menghasilkan kompos penambah nitrogen .

Kompos hasil dari olahan I Wayan Mudarsa, S.P  dengan mengunakan puluhan ton kotoran sapi, serasah dan sampah yang dihasilkan  dari kebun Raya Bedugul mampu memenuhi kebutuhan pupuk di kawasan ini .
 
Pengunaan kompos sebagai pupuk pertanian, sangat menguntungkan petani selain murah kompos juga mampu mengasilkan kesuburan tanah lebih bagus ketimbang mengunakan pupuk kimia.

Kembali ke alam begitu sering di ungkapkan oleh sejumlah petani, mereka bahkan mengakui dengan menggunakan kompos sebagai pupuk hasil pertanian mereka mulai dicari orang, menurut Made Merta salah satu petani sayur, sekarang naik lebel menjadi petani sayur organik.

"Dengan pupuk organik ini hasil pertanian saya terus meningkat dan mulai disukai sejumlah hotel dan restoran di Bali bahkan mereka sudah mengontrak hasil panen saya dua kali lipat dari harga pasar," ungkapnya.

Ketimbang sebelumnya dia mengunakan pupuk kimia hasil panennya susah dijual karena cepat membusuk , ketimbang mengunakan kompos hasil panenya mampu bertahan empat hari masih segar meski tidak dimasukan ke pendingin .
 
Penemuan kompos dengan fermentasi bakteri prontak menurut Mudarsa selain cepat pembusukan ketimbang mengunakan fermentasi biasa, dengan proses ini waktunya bisa mencapai empat bulan sudah bisa di pergunakan dimana proses fermentasi  tersebut juga di percepat dengan mengunakan kotoran sapi yang berpungsi sebagai stater.

"Bedanya kompos biasa pada umumnya akan masak dalam waktu enam, kompos ini dengan bakteri dan di olah serta diaduk setiap minggu dia akan masak dalam waktu empat bulan dimana kompos ini dinamakan kompos penambah nitrogen sebagain salah satu bakteri pengikat yang juga di tambahkan setelah masak sehingga kompos ini benar benar ramah lingkungan," dijelaskanya .
 
Produksi kompos hingga tiga ton setiap hari yang dihasilkan dalam pengolahan itu, selain digunakan warga Desa Candikuning kompos itu juga di gunakan di kebun Raya Eka Karya Bedugul bahkan juga  telah di pasarkan ke luar daerah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Arnawa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016