Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Bali Tangi memproduksi media aromaterapi yang dibuat dari bahan-bahan alami semacam batok kelapa, rempah-rempah dan aneka bunga kering, yang didapatkan dari wilayah Nusantara.
"Media aromaterapi ini menggunakan vas kayu atau batok kelapa, yang menjadi wadah untuk beraneka bunga kering dari mahoni, pinus, buah pandan, angsana, kulit pepohonan dan bermacam rempah," kata Made Yuliani, pendiri usaha Bali Tangi di Denpasar, Sabtu.
Media aromaterapi ini, lanjut dia, bisa diberi minyak essential murni dengan aroma yang sesuai keinginan. Misalnya lavender, mawar, melati dan berbagai aroma pilihan lainnya.
Penyediaan bahan media aromaterapi ini, dengan melibatkan masyarakat di berbagai daerah. Seperti ibu-ibu manula di daerah Baluk - Negara yang mengumpulkan kelopak kelapa dan dibeli Bali Tangi seharga Rp150 ribu per karung. Buah ketapang didapatkan dari ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan. Ketapang itu dibeli dengan harga Rp50 ribu per tas plastik kresek.
"Kayu tangi dibeli Rp150 ribu per karung. Buah ancak seribu rupiah per buah dan pinus kami beli Rp30 ribu per karung karena jumlahnya berlimpah di alam. Semaksimal mungkin kami berdayakan masyarakat kalangan bawah atau bahkan orang yang tunadaksa agar bisa memiliki penghasilan," ujar dia.
Dia melanjutkan, harga media aromaterapi ini bervariasi, karena ada orang yang memilih membeli per item, tidak dalam satu paket rangkaian.
"Saya mengklasifikasi dalam kategori souvenir, yang di Bali Tangi diberi harga mulai Rp5 ribu - Rp300 ribu. Harga Rp5 ribu itu seperti hiasan kulkas yang bisa dipesan dalam jumlah banyak untuk souvenir pernikahan atau ulang tahun," katanya.
Selama ini, media aromaterapi ini sering dipromosikan melalui even pameran atau mengikuti ajang perlombaan, sehingga mulai dikenal masyarakat di kota-kota besar Indonesia.
"Pesanan media aromaterapi ini adalah kalangan spa, terutama dari Jakarta. `Buyer` luar negeri yang pernah memesan berasal dari Hongkong dan Singapura, sebagai dekorasi rumah atau penghias usaha spa. Media aromaterapi ini disukai karena tampilannya klasik dan bahannya seratus persen dari alam," ucap Yuliani.
Dia melanjutkan, untuk menambah kekhasan media aromaterapi, tidak hanya bunga kering yang digunakan sebagai bahan baku. Rempah-repah atau `empon-empon` asli Indonesia seperti kunyit, jahe, bangle atau laos pun sering digunakan sebagai ornamen, sehingga aroma media aromaterapi itu makin menyegarkan.
"Kita memang berniat untuk meningkatkan derajat `local genius` karena masing-masing daerah di Indonesia memiliki kekayaan yang berbeda dan amat berlimpah. Sayangnya belum banyak dimanfaatkan dan dimaksimalkan kegunaannya," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Media aromaterapi ini menggunakan vas kayu atau batok kelapa, yang menjadi wadah untuk beraneka bunga kering dari mahoni, pinus, buah pandan, angsana, kulit pepohonan dan bermacam rempah," kata Made Yuliani, pendiri usaha Bali Tangi di Denpasar, Sabtu.
Media aromaterapi ini, lanjut dia, bisa diberi minyak essential murni dengan aroma yang sesuai keinginan. Misalnya lavender, mawar, melati dan berbagai aroma pilihan lainnya.
Penyediaan bahan media aromaterapi ini, dengan melibatkan masyarakat di berbagai daerah. Seperti ibu-ibu manula di daerah Baluk - Negara yang mengumpulkan kelopak kelapa dan dibeli Bali Tangi seharga Rp150 ribu per karung. Buah ketapang didapatkan dari ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan. Ketapang itu dibeli dengan harga Rp50 ribu per tas plastik kresek.
"Kayu tangi dibeli Rp150 ribu per karung. Buah ancak seribu rupiah per buah dan pinus kami beli Rp30 ribu per karung karena jumlahnya berlimpah di alam. Semaksimal mungkin kami berdayakan masyarakat kalangan bawah atau bahkan orang yang tunadaksa agar bisa memiliki penghasilan," ujar dia.
Dia melanjutkan, harga media aromaterapi ini bervariasi, karena ada orang yang memilih membeli per item, tidak dalam satu paket rangkaian.
"Saya mengklasifikasi dalam kategori souvenir, yang di Bali Tangi diberi harga mulai Rp5 ribu - Rp300 ribu. Harga Rp5 ribu itu seperti hiasan kulkas yang bisa dipesan dalam jumlah banyak untuk souvenir pernikahan atau ulang tahun," katanya.
Selama ini, media aromaterapi ini sering dipromosikan melalui even pameran atau mengikuti ajang perlombaan, sehingga mulai dikenal masyarakat di kota-kota besar Indonesia.
"Pesanan media aromaterapi ini adalah kalangan spa, terutama dari Jakarta. `Buyer` luar negeri yang pernah memesan berasal dari Hongkong dan Singapura, sebagai dekorasi rumah atau penghias usaha spa. Media aromaterapi ini disukai karena tampilannya klasik dan bahannya seratus persen dari alam," ucap Yuliani.
Dia melanjutkan, untuk menambah kekhasan media aromaterapi, tidak hanya bunga kering yang digunakan sebagai bahan baku. Rempah-repah atau `empon-empon` asli Indonesia seperti kunyit, jahe, bangle atau laos pun sering digunakan sebagai ornamen, sehingga aroma media aromaterapi itu makin menyegarkan.
"Kita memang berniat untuk meningkatkan derajat `local genius` karena masing-masing daerah di Indonesia memiliki kekayaan yang berbeda dan amat berlimpah. Sayangnya belum banyak dimanfaatkan dan dimaksimalkan kegunaannya," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016