Singaraja (Antara Bali) - Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Bali, terus memantau operasional teknis Pembangkit Listrik Tenaga Uap Celukan Bawang terkait munculnya asap hitam dari cerobong pembakaran yang sebelumnya meresahkan warga.

Kepala BLH Buleleng Nyoman Surya Temaja di Singaraja, Jumat, menjelaskan pada 18-24 Januari PLTU mematikan mesin pada sistem boiler II karena ada perawatan dan perbaikan mesin sehingga saat mesin beroperasi pada 30 Januari memunculkan asap hitam dari cerobong asap.

"Perbaikan juga dilaksanakan pada Boiler I yang saat itu pelaksanaan `starting up` pada 11 Februari 2016 sehingga pada hari itu juga muncul asap hitam dari cerobong PLTU," kata Surya.

Selain itu, kata dia, dengan kegiatan perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan pada unit boiler, mesin yang masih aktif harus dimatikan terlebih dahulu.

Menurut Surya, perbaikan dan perawatan pada sistem dan mesin memerlukan waktu yang tidak singkat bahkan sampai dua hingga tiga hari bahkan lebih sehingga untuk pemanasan awalnya diperlukan bahan bakar awal sebagai pemicu untuk mempercepat proses pembakaran awal.

"Dalam hal ini dipakai bahan bakar solar sampai 30 persen beban listrik yang dihasilkan untuk disuplai ke PLN yang selanjutnya langsung digantikan dengan bahan bakar batubara," imbuhnya.

Ia memaparkan kegiatan pemanasan awal itu berlangsung kurang lebih selama dua jam untuk mencapai kondisi oprasional sistem dan mesin boiler stabil.

"Setelah stabil, tidak muncul lagi asap hitam dari cerobong. Hanya pada saat pemanasan awal itu dilepaskan asap hitam lewat cerobong PLTU Celukan Bawang," demikian Surya Temaja. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016