Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengungkapkan, pembangunan stadion berstandar internasional yang akan dibangun di lahan milik Pemprov Bali di kawasan Cenggiling, Kabupaten Badung, dan "aquatic center" di Padanggalak Denpasar, akan menyedot anggaran hingga Rp1,6 triliun.

Dengan biaya sebesar itu, menurut Sudikerta di Denpasar, Bali, Selasa, sangat dibutuhkan bantuan dan kerja sama antara pihak swasta dan pemerintah.

"Kemarin saya sudah menghadap ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, kita disupport dan diharapkan semua stakeholder dapat berpartisipasi dengan baik sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar dengan pengelolaan yang baik," kata Sudikerta.

Menurut dia, lewat pembangunan infrastruktur berupa stadion dan aquatic center yang masih direncanakan itu merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Bali sebagai salah satu destinasi olahraga di dunia.

Pengembangan destinasi ini diharapkan dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat Bali dalam upaya mensejahterakan masyarakat Bali.

"Kalau kita bisa menyelenggarakan turnamen sepakbola internasional, olimpiade, hal tersebut akan meningkatkan jumlah pengunjung ke Bali, dan dengan meningkatnya jumlah kunjungan tersebut ekonomi masyarakat kita mampu untuk bergeliat," kata Sudikerta.

Sudikerta juga menyatakan bahwa Pemprov Bali melalui Dinas PU Provinsi Bali telah melakukan studi kelayakan (feasebility study) dan kedepannya diharapkan segera melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan beserta perusahaan yang digandengnya sehingga dapat segera dilakukan persiapan yang dianggap perlu untuk dilakukan.

Studi kelayakannya sudah selesai, dan hasilnya di sana layak untuk dibangun dan kita juga sudah memiliki tanah di wilayah tersebut, walaupun masih ada kendala sedikit namun semuanya dapat segera kita atasi," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Ida Bagus Made Parwata mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan stadion internasional dan aquatic center diprediksi Rp1,6 triliun berdasarkan hasil studi kelayakan dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali.

Karena besarnya biaya yang dibutuhkan, lanjut Parwata, direncanakan skema pembayaran melalui "availibility payment" atau sistem penyedia pembayaran. Anggaran tersebut sebelumnya juga akan diaudit oleh BPKP.

"Jadi kalau itu dibangun, yang membiayai adalah Kementerian Keuangan. Setelah itu selesai, Pemprov Bali akan mencari operatornya untuk mengelola sarana itu. Hasilnya itu digunakan untuk membayar," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan Freddy Saragih menyatakan dukungannya terhadap proyek pembangunan stadion internasional dan juga aquatic center.

Pihaknya dalam mendukung jalannya persiapan proyek pembangunan stadion tersebut juga menggandeng PT. PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) yang nantinya akan mendukung dalam proses penjaminan dan juga resikonya dan PT. SMI (Sarana Multi Infrastruktur) yang nantinya akan mempersiapakan pelaksanaan proyek pembangunan tersebut mulai dari market konsultation sampai dengan persiapan tender.

Selain itu juga Kementerian Keuangan menggandeng konsultan JICA (Japan International Corporate Agency) yang juga mengajak empat konsultan dari bidang keuangan , ekonomi, manajemen fasilitas keolahragaan, dan juga konsultan market.

Menurut Freddy nantinya JICA tersebut akan turut membantu Pemprov Bali dalam mempersiapkan proyek pembangunan tersebut sampai pada market konsultasi selain itu. JICA juga akan memberikan rekomendasi mengenai studi kelayakan yang telah dilakukan Pemprov Bali sehingga kedepannya tidak terjadi permasalahan saat proyek tersebut dimulai. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016