Denpasar (Antara Bali) - Layanan gadai emas menyumbang sekitar 90 persen dari keseluruhan omzet yang diperoleh PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar dikarenakan masyarakat banyak yang memilih sebagai solusi ketika menghadapi masalah finansial.

"Tinggi sekali masyarakat yang menggadaikan emas sejak dulu, karena barang tidak hilang dan bisa ditebus lagi. Mampu menyumbang 90 persen lebih dari omzet Pegadaian dan sampai kini belum bisa tertandingi layanan produk lain," kata Humas PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Made Mariawan, Selasa.

Menurut dia, ketika PT Pegadaian masih berstatus sebagai Perum, maka kenaikan omzet dari gadai emas ditarget 20 persen hingga 25 persen setiap tahun. Ketika PT Pegadaian sudah berubah menjadi perusahaan terbatas (PT), maka target ditingkatkan menjadi sekitar 40 persen per tahun.

Untuk mencapai target, ujar Mariawan, lebih dulu PT Pegadaian mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memiliki investasi dalam bentuk.

"Langkah edukasi itu diwujudkan dalam bentuk seminar-seminar dengan mengundang pakar keuangan, mengenai pentingnya masyarakat memiliki investasi atau tabungan berbentuk emas," ucap dia.

Setelah paham mengenai manfaat berinvestasi dalam bentuk emas, yang salah satunya tidak terkena laju inflasi, maka angka masyarakat yang menyimpan emas naik secara signifikan.

Sewaktu-waktu kalau membutuhkan biaya secara mendadak, maka emas bisa dijual atau digadaikan dengan cepat. Tidak seperti berinvestasi dalam bentuk lain, jika sedang membutuhkan uang secara mendadak, tentu masih membutuhkan waktu untuk mencairkan.

"Di Bali biasanya orang membutuhkan dana untuk pembiayaan keluarga bekerja di kapal pesiar atau modal usaha dagang, itu yang paling sering kami tangani," ujar Mariawan.

Di daerah lain, katanya melanjutkan, misalnya Lombok atau wilayah Nusa Tenggara Timur, maka orang menggadaikan emas jika hendak memasuki masa tanam di persawahan. Uang hasil gadai emas itu dipergunakan sebagai modal bertanam. Ketika musim panen tiba, maka gadai emas bisa ditebus kembali.

"Apalagi emas itu bentuknya kecil, tapi nilainya besar. Gampang menyimpannya dan tabungan emas tidak terkena devaluasi. Pentingnya berinvestasi dalam bentuk emas, membuat PT Pegadian dijadikan BUMN percontohan untuk program gemar menabung dalam bentuk emas tahun 2015 lalu," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016