Tabanan (Antara Bali) - Tim dokter di Kabupaten Tabanan, Bali, terus menelusuri kematian Era (19), warga Kecamatan Pupuan yang diduga tewas karena virus rabies, meski keluarganya bersikukuh bahwa korban tidak memiliki riwayat digigit anjing.
"Setelah kami menerima informasi adanya kematian warga yang meninggal dengan gejala mirip rabies, kami langsung telusuri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr I Ketut Sumiarta, Selasa.
Pihaknya mengakui dari keterangan keluarga tidak ada yang menguatkan jika korban pernah digigit anjing terduga rabies, sehingga hal itu mengundang pertanyaan.
"Memang dugaan awalnya demikian, sementara pihak keluarga sejauh ini tidak ada yang menjelaskan korban memiliki riwayat digigit anjing. Namun masih kami telusuri kepastiannya, apa punya riwayat digigit anjing atau tidak," ujar Sumiarta.
Secara terpisah, Kabid Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Tabanan dr Nyoman Suratmika, juga mengungkapkan hal sama. "Setelah kami lakukan pengecekan, ternyata dari riwayatnya, almarhum tidak pernah digigit anjing," ujar Suratmika.
Dia mengaku heran ketika melihat kondisi korban sebelum meninggal mirip gejala rabies.
"Sebelum meninggal dia itu kejang-kejang, mirip rabies," ujarnya menegaskan.
Karena itu, pihaknya telah turun langsung menelusuri kasus meninggalnya korban yang awalnya mengalami sakit panas.
Mengingat lokasi rumahnya berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, keluarganya memilih untuk berobat ke RS Buleleng ketimbang RS Tabanan.
"Korban berobat ke Buleleng dan meninggalnya juga di Kabupaten Buleleng," kata Suratmika.
Era yang tinggal di Banjar Munduk Temu Kaja, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan, tewas diduga lantaran kena rabies pada Jumat (18/11) lalu.
Dia tewas dengan ciri-ciri kena rabies saat dirawat di rumah sakit Buleleng. Sebelumnya Era diduga tergigit anjing rabies di wilayah Denpasar.
Berselang beberapa waktu dia mengalami tanda-tanda seperti orang kena penyakit rabies.
Melihat kondisi itu pihak keluarga melarikannya ke rumah sakit di Buleleng yang jaraknya lebih dekat dari rumahnya di Pupuan, namun akhirnya meninggal dan keesokan harinya, Sabtu,(19/11) almarhum dikebumikan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Setelah kami menerima informasi adanya kematian warga yang meninggal dengan gejala mirip rabies, kami langsung telusuri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr I Ketut Sumiarta, Selasa.
Pihaknya mengakui dari keterangan keluarga tidak ada yang menguatkan jika korban pernah digigit anjing terduga rabies, sehingga hal itu mengundang pertanyaan.
"Memang dugaan awalnya demikian, sementara pihak keluarga sejauh ini tidak ada yang menjelaskan korban memiliki riwayat digigit anjing. Namun masih kami telusuri kepastiannya, apa punya riwayat digigit anjing atau tidak," ujar Sumiarta.
Secara terpisah, Kabid Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Tabanan dr Nyoman Suratmika, juga mengungkapkan hal sama. "Setelah kami lakukan pengecekan, ternyata dari riwayatnya, almarhum tidak pernah digigit anjing," ujar Suratmika.
Dia mengaku heran ketika melihat kondisi korban sebelum meninggal mirip gejala rabies.
"Sebelum meninggal dia itu kejang-kejang, mirip rabies," ujarnya menegaskan.
Karena itu, pihaknya telah turun langsung menelusuri kasus meninggalnya korban yang awalnya mengalami sakit panas.
Mengingat lokasi rumahnya berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, keluarganya memilih untuk berobat ke RS Buleleng ketimbang RS Tabanan.
"Korban berobat ke Buleleng dan meninggalnya juga di Kabupaten Buleleng," kata Suratmika.
Era yang tinggal di Banjar Munduk Temu Kaja, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan, tewas diduga lantaran kena rabies pada Jumat (18/11) lalu.
Dia tewas dengan ciri-ciri kena rabies saat dirawat di rumah sakit Buleleng. Sebelumnya Era diduga tergigit anjing rabies di wilayah Denpasar.
Berselang beberapa waktu dia mengalami tanda-tanda seperti orang kena penyakit rabies.
Melihat kondisi itu pihak keluarga melarikannya ke rumah sakit di Buleleng yang jaraknya lebih dekat dari rumahnya di Pupuan, namun akhirnya meninggal dan keesokan harinya, Sabtu,(19/11) almarhum dikebumikan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010