Denpasar (Antara Bali) - Pelaku pariwisata di Provinsi Bali mengkhawatirkan imbas dari teror bom dan baku tembak yang terjadi di kawasan Sarinah, Jakarta.

"Saya berharap aparat keamanan dan intelijen agar lebih meningkatkan kegiatan intelijen dan keamanan," kata Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Ketut Ardana di Denpasar, Kamis.

Ia meminta aparat berwajib untuk meningkatkan kegiatan keamanan dan pengawasan khususnya di Bali pascaledakan bom dan baku tembak di Ibu Kota Indonesia itu.

Apalagi, kata dia, Pulau Dewata mengandalkan pariwisata yang sangat rentan terhadap isu keamanan.

"Isu keamanan itu sangat rentan bagi pariwisata. Sedikit saja ada gangguan maka hal itu berimbas kepada pariwisata di Bali," ujar Ketut Ardana.

Untuk itu pihaknya akan memberikan penjelasan kepada wisatawan mancanegara bahwa posisi Jakarta dan Bali yang berjarak cukup jauh dan menginformasikan bahwa situasi di Pulau Dewata masih kondusif.

"Kami harus memberikan penjelasan bahwa posisi Jakarta dan Bali itu jauh. Pasti akan ada pertanyaan-pertanyaan seperti itu kepada klien kami," ucapnya.

Polda Metro Jaya menyatakan bahwa pelaku ledakan teror bom di Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat saat ini masih diburu oleh pihak kepolisian.

Para saksi mata melukiskan brutalisme yang terjadi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, adalah aksi bom bunuh diri dan aksi tembak membabi buta seperti terjadi pada serangan teror di Paris akhir tahun silam.

Aksi bom bunuh diri itu menewaskan paling sedikit tiga orang dan semua dari ketiga orang itu diduga pelaku bom bunuh diri.

Beberapa orang korban lain juga dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat di Jakarta. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016