Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat di pusat kerajinan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali mulai membuat patung Ogoh-ogoh Mini (bersekala kecil) yang dapat dijadikan mainan bagi kalangan anak-anak di daerah ini.

"Ogoh-ogoh yang biasanya diarak pada Hari Pengrupukan, sehari menjelang Berata Penyepian di Bali sebagai simbolis menyelaraskan aura negatif namun yang dibuat perajin hanya sebagai mainan anak-anak," kata Wayan Dunia, seorang perajin di Sukawati, Rabu.

Ia yang memelopori memproduksi mainan anak-anak itu dibuat untuk memenuhi permintaan pasar yang tersebar di Bali dan ogoh-ogoh bersekala kecil ini juga disenangi dan dibeli oleh wisatawan mancanegara yang berlibur di sini.

"Kami memproduksi ribuan biji ogoh-ogoh untuk persiapan menyambut Nyepi tahun baru Isaka 1938 tanggal 9 Maret 2016 guna memenuhi permintaan yang masuk dari pedagang Kota Denpasar, Kuta dan sebagainya," kata Dunia.

Ogoh-ogoh bersekala kecil dengan tinggi antara 50 Cm-satu meter itu berupa patung wayang sejenis anoman setinggi satu meter seharga Rp150.000 per biji, ogoh-ogoh jenis binatang tinggi 70 Cm seharga Rp80.000 per biji.

"Pedagang pengecer di Kapal , Kabupaten Badung saja memesan 300 biji ogoh-ogoh dari berbagai jenis rupa dan ukuran begitu pula yang ada di Kuta yang jumlahnya lebih banyak lagi," ujar Dunia sambil menyiapkan baranya untuk konsumennya.

Ogoh-ogoh yang mirip dengan ondel-ondel di Jakarta, dibuat dengan muka yang seram sebagai simbolis untuk mengusir "Buta Kala" sangat disenangi anak-anak dan suasana ini sudah mulai ramai dibeli termasuk oleh turis dalam menikmati liburan ke Bali.

Di Bali pada 9 Maret 2016 ada perayaan Nyepi Tahun Baru Icaka 1938, dalam hal dengan perayaan ini, masyarakat dilarang keras untuk melakukan kegiatan yakni catur berata penyepian atau empat larangan utama.

Larangan tersebut dilakukan selama 24 jam mulai dari pagi hingga besok paginya antara lain tidak boleh ada cahaya yang menyala, dilarang melakukan pekerjaan, tidak boleh ada Wisatawan yang dapat dilakukan dan tidak ada hiburan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016