Jakarta (Antara Bali) - Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana
Pertama TNI M Zainudin, mengatakan, pemukulan oleh anggota Marinir TNI
AL terhadap anak SD di Cilandak berinisial T, di Jakarta Selatan,
merupakan tindakan sangat berlebihan.
Semula disebut-sebut anggota TNI AL yang memukul T itu seorang personel pasukan khusus TNI AL, namun ternyata bukan.
"Saya, atas nama TNI AL memohon maaf atas kejadian ini. Sekali lagi kami mengakui tindakan pemukulan anggota kami terlalu berlebihan," kata dia, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan urutan peristiwa memilukan dan memalukan itu. Sekitar pukul 11.00 WIB Minggu, seorang anggota Korps Marinir TNI AL sedang menjemur burung peliharaannya.
Tak lama berselang, T melintas dan mengambil burung itu.
"Setelah berhasil mengambil burung, dia (T) kemudian lari tapi terjatuh. Burung tersebut lepas. T lalu ditangkap oleh si pemilik burung dan dibawa ke pos jaga Marinir. Di pos jaga itulah, terjadi insiden pemukulan," kata Zainuddin.
Terkait insiden itu, Zainuddin mengakui reaksi anggota TNI AL itu terlalu berlebihan, meski ia menambahkan, di komplek itu sudah berulangkali terjadi kasus pencurian burung yang membuat kesal para penghuni.
"Saat ini sedang dilakukan investigasi. Anggota kami mendapat sanksi karena tindakannya itu," katanya.
Ia menambahkan, pada Minggu sore, perwakilan TNI AL sudah menemui keluarga korban dan telah terjadi kesepakatan di antara kedua pihak, sehingga akan diselesaikan secara kekeluargaan.
TNI AL pun, tambah dia, akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan T di rumah sakit.
Akibat kejadian tersebut, T akhirnya dirawat di RS Prikasih, Pondok Labu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Semula disebut-sebut anggota TNI AL yang memukul T itu seorang personel pasukan khusus TNI AL, namun ternyata bukan.
"Saya, atas nama TNI AL memohon maaf atas kejadian ini. Sekali lagi kami mengakui tindakan pemukulan anggota kami terlalu berlebihan," kata dia, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan urutan peristiwa memilukan dan memalukan itu. Sekitar pukul 11.00 WIB Minggu, seorang anggota Korps Marinir TNI AL sedang menjemur burung peliharaannya.
Tak lama berselang, T melintas dan mengambil burung itu.
"Setelah berhasil mengambil burung, dia (T) kemudian lari tapi terjatuh. Burung tersebut lepas. T lalu ditangkap oleh si pemilik burung dan dibawa ke pos jaga Marinir. Di pos jaga itulah, terjadi insiden pemukulan," kata Zainuddin.
Pemukulan terhadap T
kemudian sangat keterlaluan. Foto-foto T yang beredar melukiskan
bekas-bekas pemukulan itu, punggungnya penuh dengan jalur bekas pukulan
yang menonjol di sana-sini. Bibir T juga bengkak semua, nyaris menutupi
hidung anak itu.
Terkait insiden itu, Zainuddin mengakui reaksi anggota TNI AL itu terlalu berlebihan, meski ia menambahkan, di komplek itu sudah berulangkali terjadi kasus pencurian burung yang membuat kesal para penghuni.
"Saat ini sedang dilakukan investigasi. Anggota kami mendapat sanksi karena tindakannya itu," katanya.
Ia menambahkan, pada Minggu sore, perwakilan TNI AL sudah menemui keluarga korban dan telah terjadi kesepakatan di antara kedua pihak, sehingga akan diselesaikan secara kekeluargaan.
TNI AL pun, tambah dia, akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan T di rumah sakit.
Akibat kejadian tersebut, T akhirnya dirawat di RS Prikasih, Pondok Labu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016