Gianyar (Antara Bali)- I Ketut Ariawan (20 tahun), seorang pemuda asal Banjar Keliki Kawan, Kelusa, Payangan, Gianyar mencoba mengembalikan kesadaran generasi muda Bali akan pentingnya penampilan saat berpakaian adat dengan mendirikan usaha pakaian adat umat Hindu khusus pria dengan konsep Balinese Shop di jalan Bunutan, Ubud sejak hampir setahun ini.

Konsep awal toko yang diberi nama area21balineseshop adalah menyertakan pakaian adat pria dengan beberapa desain yang menguasai pasaran namun tidak melepaskan diri dari pegangan tradisi di Bali.

"Maraknya perkembangan tren pakaian dari beberapan brand di Bali menjadi alasan saya menciptakan konsep tersebut dan usaha saya ini juga memiliki semboyan tradisi masa kini" ujar pria yang akrab disapa Arya ini.

Arya menambahkan jenis-jenis produk di area21balineseshop didatangkan dari pengerajin lokal di seputaran Bali Timur dan produk-produk yang dimaksud meliputi udeng (putih, batik, endek, kreasi), saput (endek, cepuk, poleng), kemeja untuk acara formal yang dikombinasikan dengan endek, serta ada juga tenun songket khas Bali dengan harga yang bervariasi.

"Kisaran harga untuk produk-produk yang kami jual yaitu mulai dari RP 50.000,00 s/d jutaan rupiah" imbuhnya.

Pria yang juga berkerja sebagai karyawan hotel ini menjelaskan, pemasaran usahanya ini sudah sampai ke seluruh pelosok Nusantara bahkan beberapa kali ada wisatawan mancanegara yang datang ke tokonya untuk berbelanja sebagai oleh-oleh ke negara asalnya.

"Kita juga melayani pembelian melalui online untuk konsumen di luar Bali yang berminat dengan produk-produk kami dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram." Jelas pria kelahiran 16 Juli 1995 ini.

Walaupun sampai saat ini respon dari para konsumen cukup positif, namun bukan berarti usahanya yang melibatkan 4 pekerja ini tidak mengalami kendala.

Arya mengatakan mengalami beberapa kendala dalam menjalankan usahanya ini seperti masih sulitnya mencari bahan baku serta proses pembuatan endek sendiri yang memakan waktu cukup lama dan kendala lainnya yaitu tidak tentunya jumlah barang yang terjual setiap bulannya karena tergantung dengan adanya upacara keagamaan dan upacara manusa yadnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ngurah Made Wirya Darma

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015