Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia memamerkan sejarah perkembangan mata uang Rupiah di Denpasar Festival VIII yang digelar 28-31 Desember 2015.

"Kami ingin mengedukasi masyarakat mengenai Rupiah dari masa ke masa melalui momentum akhir tahun di Denpasar Festival ini," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Denpasar, Selasa.

Bank sentral itu memamerkan mata uang Rupiah dari tahun 1950, 1966 hingga cetakan uang tahun 1999 dan cetakan terbaru.

Selain itu, petugas setempat juga menjelaskan kewajiban penggunaan uang Rupiah dalam setiap transaksi keuangan di dalam negeri.

Pengunjung juga mendapatkan sosialisasi edukasi pengenalan ciri-ciri keaslian uang Rupiah serta memperkenalkan aplikasi dalam Android.

Bank sentral itu selama 2015 hingga November tercatat menemukan 4.280 lembar uang palsu yang sebagian besar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.

Selain edukasi terkait perkembangan Rupiah, BI juga menampilkan dua usaha mikro kecil dan menengah binaan yakni UMKM yang bergerak pada perdagangan minuman kopi dan kain endek khas Bali.

Kesempatan tersebut digunakan untuk memperkenalkan potensi bisnis yang bisa diaplikasikan masyarakat.

Stan edukasi dari bank sentral itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat khususnya menyangkut edukasi Rupiah.

"Saya belum pernah melihat uang yang dicetak tahun 1950-an. Ini sekaligus edukasi juga bagi masyarakat," kata seorang pengunjung, Anak Agung Diah Indrayani. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015