Jakarta (Antara Bali) - Kemunculan bulan purnama bertepatan
dengan Hari Natal 25 Desember 2015 merupakan peristiwa yang baru akan
terjadi lagi setelah hampir empat dekade lamanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
NASA
menyebut purnama pamungkas dalam setiap tahun masehi sebagai Full Cold
Moon, dan diperkirakan tak akan kembali hadir bertepatan pada Hari Natal
hingga tahun 2034 mendatang, demikian dilaporkan Boston Globe.
Terakhir
kali purnama muncul bertepatan dengan Hari Natal adalah pada 1977
silam, kata juru bicara Pusat Hardvard-Smithsonian untuk Astrofisika
Christine Pulliam.
Para pehobi bisa menyaksikan
siaran langsung kehadiran purnama pamungkas tahunan tersebut lewat
laman space.com pada pukul 19.00 Kamis (24/12) hingga 12.00 Jumat waktu
AS.
Bulan purnama terjadi saat matahari, bumi
dan bulan berada dalam satu garis sejajar, sehingga sinar matahari yang
secara langsung menyinari bulan dari belahan bumi lain sehingga
menimbulkan cahaya yang terang dan bulat secara keseluruhan.
"Itulah
kenapa sangat terang, karena seluruh permukaan bulan disinari cahaya
yang segera merefleksikan kembali ke arah bumi," kata Pulliam.
Langit
juga tengah diramaikan aktivitas perbintangan pada Malam Natal, saat
Asteroid 2003 SD220 bakal terbang melintas sejarak 6,8 juta mil (hampir
11 juta kilometer) dari bumi, demikian menurut NASA.
Jarak
tersebut, menurut salah seorang manajer di Laboratorium Daya Dorong Jet
NASA Paul Chodas, cukup melegakan para penikmat langit bahwa Sinterklas
terjamin keselamatannya sementara asteroid melintasi bumi.
"Jarak
terdekat yang obyek ini bisa capai dengan Sinterklas dan delapan rusa
kutubnya ialah setara 28 kali jarak antara bumi dan bulan," katanya.
Asteroid tersebut akan kembali melintasi bumi pada 2018, dengan jarak 1,7 juta mil (sekira 2,7 juta kilometer) dari bumi. (WDY)
Penerjemah: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015