Mangupura (Antara Bali) - Jejeran penjor, bambu dilengkapi rangkaian janur menghiasi perayaan Natal di Banjar Tuka, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.

"Penjor adalah salah satu warisan budaya Pulau Dewata digunakan sebagai salah satu kelengkapan dalam upacara agama dan adat-istiadat dan tetap dipakai dalam perayaan Natal karena pada dasarnya kami merupakan orang Bali," kata Ketua Dewan Pastoral Paroki Tri Tunggal Mahakudus Tuka, I Gusti Ngurah Darmadi, Jumat.

Ia memaparkan, tradisi memenjor pada Perayaan Natal sudah dijalankan sejak zaman nenek moyang masyarakat di daerah itu pada tahun 1937 atau 78 tahun silam.

"Penjor merupakan warisan budaya leluhur kami dan akan tetap dipakai sebagai salah satu pelengkap perayaan Natal di daerah kami," kata Darmadi.

Ia menambahkan, penjor yang lengkap dengan pernak-peniknya itu dipajang atau ditancapkan di depan pintu gerbang pekarangan rumah masing-masing warga di Banjar Tuka.

Dikatakan, masing-masing keluarga umat Kristiani di Banjar Tuka seperti halnya umat Hindu saat merayakan Galungan, yakni hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).

Perayaan Natal di Banjar Tuka yang melibatkan sekitar 800 keluarga dibagi dalam sebelas sektor itu, tergolong unik, karena berbeda dengan tempat-tempat lain di Pulau Dewata.

"Banjar Tuka merupakan dusun pertama di Bali yang penduduknya memeluk agama Kristen terus berlangsung secara turun-temurun hingga sekarang," katanya.

Darmadi lebih lanjut memaparkan, selain membuat penjor, umat di daerahnya juga menghias gereja dengan aksesoris yang bernuansa tradisional Bali.

"Selain penjor, gereja juga dihiasai `gebogan`, rangkaian berbagai macam buah dikombinasikan dalam sau tempat sehingga sangat elok dipandang mata," tambah dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015