Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua Widya Dharma Santhi yang menaungi STIKOM Bali I Made Marlowe Bandem menyebutkan, sulit untuk menghapus situs joged porno di dunia virtual karena kalau "dimatikan" satu maka akan tumbuh seribu.
"Untuk menutup satu situs porno di dunia virtual seperti Youtube, itu membutuhkan energi yang sangat banyak dan sekaligus bukan langkah yang efektif. Dibunuh satu maka tumbuh seribu," ujar Made Marlowe pada rapat pembentukan tim khusus pengkaji joged porno di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Senin.
Dia menyatakan, jika kita meng-klik kata joged porno di Google, maka akan memunculkan kurang lebih 4.290 tautan yang berkaitan dengan gambar tayangan atau materi berkaitan dengan aktivitas tarian yang dianggap tak pantas itu.
Made Marlowe menegaskan, ada tiga upaya pemblokiran. Yakni `flagging content` (jika isi atau materi dilaporkan tidak pantas), `legal reporting` (melayangkan petisi) dan `copyright intringement` (pelanggaran hak cipta).
"Jika kita melakukan komplain terhadap Youtube karena ada tayangan yang dianggap tidak pantas, untuk satu video saja dibutuhkan ribuan flagging baru ada tanggapan. Itu untuk satu situs, padahal realitanya terdapat lebih dari 4.000 content joged porno di dunia virtual. Ini jelas langkah yang menghabiskan energi," ujarnya.
Untuk menghadapi pertarungan di dunia virtual, ucapnya, lakukan perlawanan dengan berjuang di media yang sama. Buat situs budaya yang terkait dengan budaya di Bali, yang mengusung nilai-nilai luhur sesuai kesejatian kesenian.
"Binalah sekaa-sekaa kesenian, jangan dibinasakan, sehingga penari joged nanti akan berpentas sesuai dengan kebudayaan. Sejujurnya, kita memang kurang publikasi dengan kebudayaan Bali. Kurang mempromosikan budaya Bali dengan perspektif kekinian yang menggunakan portal budaya, yang berfungsi juga sebagai pusat dokumentasi kesenian," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha menyatakan sebenarnya tujuan awal rapat ialah untuk melakukan petisi kepada pihak Youtube terkait penayangan joged porno di situs tersebut.
Namun mengingat prosesnya panjang dan berbelit-belit, akhirnya diputuskan untuk membentuk tim yang difokuskan melakukan langkah tepat untuk pembinaan kepada seniman dan `stake holder`. Tak lupa segera dilakukan pula pencitraan dengan penayangan joged yang benar di situs virtual.
"Padahal sebenarnya pemerintah provinsi sudah berupaya maksimal memberikan ruang kepada seniman untuk tampil, seperti pada even Pesta Kesenian Bali. Sayangnya gaung dari kesenian Bali yang adiluhung, justru dicoreng dengan maraknya joged porno di media online," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, selaku pimpinan rapat.
Joged Bumbung merupakan seni balih-balihan yang merupakan kesenian kerakyatan unggulan, namun akhir-akhir ini mengarah kepada joged pornografi atau goyang maut, yang ditayangkan secara langsung di panggung-panggung, atau dipublikasikan di media internet. Penayangan joged porno ini yang mencoreng citra dari kesenian dan kebudayaan Bali.
Apalagi Joged Bumbung termasuk salah satu di antara sembilan tari tradisi Bali, yang ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia berdasarkan hasil sidang UNESCO di Namibia, Afrika pada 2 Desember 2015.
Dia menyatakan, kebudayaan Bali sesungguhnya mengandung nilai luhur dan bisa dilihat pementasannya pada berbagai even kesenian yang digelar pemerintah provinsi. Bahkan, selanjutnya ada even Bali Mandara Mahalango yang akan lebih memberi ruang kepada seniman muda untuk berkreasi dan memperlihatkan kreativitas dengan berpentas di taman budaya setiap akhir pekan sepanjang tahun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Untuk menutup satu situs porno di dunia virtual seperti Youtube, itu membutuhkan energi yang sangat banyak dan sekaligus bukan langkah yang efektif. Dibunuh satu maka tumbuh seribu," ujar Made Marlowe pada rapat pembentukan tim khusus pengkaji joged porno di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Senin.
Dia menyatakan, jika kita meng-klik kata joged porno di Google, maka akan memunculkan kurang lebih 4.290 tautan yang berkaitan dengan gambar tayangan atau materi berkaitan dengan aktivitas tarian yang dianggap tak pantas itu.
Made Marlowe menegaskan, ada tiga upaya pemblokiran. Yakni `flagging content` (jika isi atau materi dilaporkan tidak pantas), `legal reporting` (melayangkan petisi) dan `copyright intringement` (pelanggaran hak cipta).
"Jika kita melakukan komplain terhadap Youtube karena ada tayangan yang dianggap tidak pantas, untuk satu video saja dibutuhkan ribuan flagging baru ada tanggapan. Itu untuk satu situs, padahal realitanya terdapat lebih dari 4.000 content joged porno di dunia virtual. Ini jelas langkah yang menghabiskan energi," ujarnya.
Untuk menghadapi pertarungan di dunia virtual, ucapnya, lakukan perlawanan dengan berjuang di media yang sama. Buat situs budaya yang terkait dengan budaya di Bali, yang mengusung nilai-nilai luhur sesuai kesejatian kesenian.
"Binalah sekaa-sekaa kesenian, jangan dibinasakan, sehingga penari joged nanti akan berpentas sesuai dengan kebudayaan. Sejujurnya, kita memang kurang publikasi dengan kebudayaan Bali. Kurang mempromosikan budaya Bali dengan perspektif kekinian yang menggunakan portal budaya, yang berfungsi juga sebagai pusat dokumentasi kesenian," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha menyatakan sebenarnya tujuan awal rapat ialah untuk melakukan petisi kepada pihak Youtube terkait penayangan joged porno di situs tersebut.
Namun mengingat prosesnya panjang dan berbelit-belit, akhirnya diputuskan untuk membentuk tim yang difokuskan melakukan langkah tepat untuk pembinaan kepada seniman dan `stake holder`. Tak lupa segera dilakukan pula pencitraan dengan penayangan joged yang benar di situs virtual.
"Padahal sebenarnya pemerintah provinsi sudah berupaya maksimal memberikan ruang kepada seniman untuk tampil, seperti pada even Pesta Kesenian Bali. Sayangnya gaung dari kesenian Bali yang adiluhung, justru dicoreng dengan maraknya joged porno di media online," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, selaku pimpinan rapat.
Joged Bumbung merupakan seni balih-balihan yang merupakan kesenian kerakyatan unggulan, namun akhir-akhir ini mengarah kepada joged pornografi atau goyang maut, yang ditayangkan secara langsung di panggung-panggung, atau dipublikasikan di media internet. Penayangan joged porno ini yang mencoreng citra dari kesenian dan kebudayaan Bali.
Apalagi Joged Bumbung termasuk salah satu di antara sembilan tari tradisi Bali, yang ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia berdasarkan hasil sidang UNESCO di Namibia, Afrika pada 2 Desember 2015.
Dia menyatakan, kebudayaan Bali sesungguhnya mengandung nilai luhur dan bisa dilihat pementasannya pada berbagai even kesenian yang digelar pemerintah provinsi. Bahkan, selanjutnya ada even Bali Mandara Mahalango yang akan lebih memberi ruang kepada seniman muda untuk berkreasi dan memperlihatkan kreativitas dengan berpentas di taman budaya setiap akhir pekan sepanjang tahun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015