Negara (Antara Bali) - Cuaca buruk membuat nelayan di Kabupaten Jembrana, khususnya yang menggunakan perahu jenis selerek, berhenti melaut sekitar satu minggu terakhir.

"Sering ada badai saat di tengah. Kalau nekat, selain berbahaya juga tidak dapat ikan," kata Samsuri, salah seorang nelayan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Senin.

Ia mengatakan, selain angin kencang, hujan deras disertai petir membuat situasi di tengah laut mengerikan.

Nelayan yang sudah puluhan tahun menjadi anak buah perahu selerek ini mengatakan, cuaca seperti saat ini sering terjadi menjelang akhir tahun, dengan lama yang tidak menentu.

"Yang ditakuti nelayan adalah angin yang bertiup dari darat ke laut seperti saat ini. Kalau angin dari arah laut ke darat, kami masih berani melaut," ujarnya.

Sebagai nelayan yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, ia hanya tahu, dengan arah angin berasal dari darat, saat terjadi kecelakaan laut bisa hanyut semakin jauh dari daratan.

"Bisa-bisa hanyut sampai luar negeri. Tapi kalau angin dari laut ke darat, saat kecelakaan dibawa ombak ke pinggir," katanya.

Karena hanya mengandalkan pendapatan dari melaut, ia mengaku, bersama beberapa kawannya mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lainnya, seperti menjadi buruh serabutan.

Ia mengungkapkan, jika cuaca buruk ini masih berlangsung satu bulan lagi, beberapa kawannya bersiap-siap berangkat ke Denpasar menjadi buruh bangunan.

Pantauan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Senin sore, ratusan perahu selerek yang biasanya melaut hingga jauh ke tengah, berjejer di kolam labuh.

Ada satu dua perahu yang tampaknya bersiap-siap berangkat melaut, dengan harapan cuaca di tengah cukup bagus untuk menebar jala.

"Ini hanya percobaan saja. Kalau cuaca bagus dan mendapatkan ikan, besok melaut lagi, tapi kalau cuaca buruk kami balik pulang dan libur lagi," kata Madek, salah seorang nelayan.

Ia mengatakan, saat cuaca buruk, sudah biasa beberapa perahu berangkat melaut untuk melihat situasi di tengah laut, yang informasinya akan disebarkan ke nelayan lainnya.

"Biasanya kalau perahu yang berangkat mendapatkan ikan, perahu yang lain segera akan mengikuti. Saya dengar, beberapa perahu akan berangkat melaut hari ini," ujarnya.

Saat cuaca buruk, menurutnya, meskipun sudah sampai di tengah laut dan melihat ikan, nelayan tidak berani menurunkan jaring karena akan terseret ombak besar.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015